AS: Serangan Udara Musnahkan Persediaan Uang Tunai ISIS

Juru bicara pasukan koalisi, Kolonel Steve Warren memberikan penjelasan kepada media (foto: dok).

Koalisi pimpinan AS mengklaim serangan udara hari Senin (18/1) telah menghancurkan puluhan juta dolar uang tunai yang digunakan ISIS untuk membayar para anggotanya.

Koalisi pimpinan Amerika mengatakan serangan udara yang menghantam sebuah "pusat pengumpulan uang tunai" di Mosul, kubu ISIS di Irak utara pekan ini, dan menghancurkan "puluhan juta dolar" yang digunakan jihadis untuk membayar anggota mereka.

Juru bicara koalisi, Kolonel Angkatan Darat Steve Warren, mengatakan hari Rabu (20/1) bahwa serangan hari Senin adalah serangan kedua di Mosul terhadap sasaran keuangan ISIS selama beberapa pekan.

Meskipun Warren mengatakan koalisi tidak tahu apakah uang itu dalam bentuk dolar atau dinar, tetapi "kami tahu kami berhasil melemahkan kemampuan mereka untuk membayar anggota-anggota merekauntuk sementara waktu.

"Sewaktu kami menyerang simpanan tunai Daesh, sebutan kami di Irak, kami akan memperhatikan reaksi mereka," kata Warren, "apakah mereka akan menyimpan dalam jumlah lebih kecil di berbagai tempat, atau lebih sering memindah-mindahkannya. Kami tidak akan membeberkan apa yang kami lihat." Daesh adalah nama lain untuk ISIS dalam bahasa Arab.

Irak mengatakan tahun lalu bahwa anggota ISIS menjarah hampir setengah miliar dolar dari bank-bank di Mosul dan kota-kota lain setelah mereka merebut kawasan itu pada pertengahan 2014, merebut wilayah yang sangat luas di Irak utara dan Suriah utara dan menyatakan berdirinya kekhalifahan di kawasan tersebut.

Warren mengatakan serangan hari Senin mengakibatkan "beberapa" korban warga sipil, kurang dari sepuluh".

Pasukan keamanan Irak berencana untuk merebut kembali Mosul, tapi Warren mengatakan mereka akan memerlukan "ratusan" pelatih militer Barat lagi untuk melatih mereka sebelum memulai serangan.

Menteri Pertahanan Amerika Ash Carter hari Rabu bertemu di Paris dengan Menteri Pertahanan Prancis, Jerman, Inggris, Australia, Italia , dan Belanda untuk merencanakan strategi dalam melawan militan. [sp/ds]