Seruan para pendukung Hillary Clinton agar dilakukan penghitungan ulang kartu suara di tiga negara bagian penting semakin gencar disampaikan pekan ini, seiring munculnya informasi bahwa keunggulan suara Clinton atas Donald Trump pada tingkat nasional kini melampaui dua juta dan adanya laporan kecurangan di sejumlah distrik.
Pekan lalu Ketua Tim Kampanye Clinton John Podesta berbicara dengan beberapa kuasa hukum pemilu dan ilmuwan komputer yang mendesaknya untuk meminta penghitungan ulang di Wisconsin, Pennsylvania dan Michigan karena mereka yakin bahwa sejumlah TPS elektronik yang digunakan di negara-negara bagian itu mungkin telah diretas, demikian menurut sebuah laporan di majalah New York.
Para akademisi mengatakan temuan mereka menunjukkan bahwa dukungan Clinton tujuh poin di distrik-distrik yang menggunakan mesin suara elektronik anjlok, dengan distrik-distrik yang menggunakan pemindai optik dan atau surat suara.
Meskipun para akademisi ini tidak memberikan bukti adanya peretasan, mereka menyerukan penghitungan ulang berdasarkan tipisnya kemenangan Trump di tiga negara bagian itu, yaitu kurang dari 2%.
Jika Clinton memenangkan suara elektoral di ketiga negara bagian ini, ia akan meraih 274 suara elektoral, sedikit di atas 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk memenangi pemilihan presiden. [em/ds]