Seruan semakin gencar agar presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, menerima sebuah persetujuan perdamaian yang diusulkan Dewan Kerjasama Teluk yang akan mengakhiri kekuasaannya selama 33 tahun.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan kepada reporter di Washington Senin bahwa sebuah “transisi segera merupakan yang terbaik untuk rakyat Yaman.” Clinton mencatat bahwa Saleh kini berada di luar negeri untuk pengobatan di Arab Saudi akibat luka-luka yang dideritanya dalam serangan roket Jumat di kompleks kepresidenan.
Pemerintah Saudi juga mendesak diterimanya persetujuan perdamaian Teluk itu. Sementara itu Kepala urusan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, mengatakan Saleh harus bertindak “demi yang terbaik untuk rakyatnya” dan memberi peluang negaranya untuk bergerak maju.
Ashton mencatat bahwa presiden Yaman itu telah menawarkan untuk menandatangani persetujuan itu tiga kali dalam minggu-minggu terakhir.
Pejabat Presiden Yaman, Wakil Presiden Abd al-Rab Mansur Hadi, dikutip sebagai mengatakan, Saleh “sedang dalam pemulihan yang cepat” dan akan kembali kenegaranya dalam beberapa hari mendatang. Tetapi ada yang mengatakan pemerintah Saudi kemungkinan menghalangi kepulangannya.
Bentrokan berkurang sejak absennya Saleh, meskipun suku yang beroposisi mengatakan penembak jitu pemerintah di Sanaa, menewaskan tiga pendukung pemimpin suku Sheikh Sadiq al-Ahmar.