Para aktivis mengatakan pasukan keamanan Suriah menewaskan sedikitnya 10 orang, Kamis (3/11), sehari setelah pemerintah menyetujui rencana yang menetpkan diakhirinya kekerasan terhadap demonstran oposisi.
Para aktivis mengatakan tentara Suriah menargetkan warga di kota Homs, pusat pergolakan. Setidaknya beberapa korban yang tewas di Homs terjadi setelah tentara menyerang dengan tembakan artileri berat di distrik Baba Amr. Laporan itu tidak bisa dikukuhkan secara independen.
Aktivis mengatakan demonstran anti-pemerintah mengadakan rapat umum di beberapa wilayah di seluruh pelosok negara itu hari Kamis. Panitia Koordinasi Lokal pihak oposisi mengatakan tentara melakukan penangkapan dan menggunakan kekerasan untuk membubarkan mahasiswa yang berdemonstrasi menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad di Daraa, Aleppo, Kafrouma dan Damaskus.
Padahal sehari sebelumnya, pemerintah Suriah menyetujui rencana Liga Arab yang menyerukan penarikan mundur pasukan keamanan segera dari jalan-jalan dan diakhirinya kekerasan terhadap demonstran. Rencana tersebut juga menetapkan agar Suriah membebaskan semua tahanan sejak protes dimulai, yang jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan ribu.
Liga Arab menyatakan begitu Damaskus mengambil langkah-langkah pertama ini, pembicaraan dengan pihak oposisi Suriah dapat dimulai dalam dua pekan.
Tetapi tindakan pada hari Kamis itu menimbulkan keraguan tentang implementasi segera proposal itu. Seorang pemimpin oposisi yang berbasis di Perancis, Burhan Ghalioun, mengatakan pada hari yang sama, dirinya percaya Suriah tidak akan menghormati pasal-pasal rencana itu. Ghalioun mengatakan pemerintahan Suriah hanya menerima prakarsa itu karena takut akan pengucilan oleh dunia Arab dan internasional.