Astronaut Badan Penerbangan dan Antariksa (National Aeronautics and Space Administration/NASA) itu mengetuk dengan keras tiga kali pada pintu yang tampaknya tidak mencolok dan berseru dengan nada riang: "Kamu siap keluar?"
Jawabannya tidak jelas terdengar, tetapi dari pelindung wajahnya, dia tampak menyeringai saat membuka pintu. Dari balik pintu, keluar empat ilmuwan yang telah menghabiskan satu tahun jauh dari semua kontak manusia, melakukan simulasi misi ke Mars, bersorak sorai dan bertepuk tangan.
Anca Selariu, Ross Brockwell, Nathan Jones dan ketua tim Kelly Haston telah menghabiskan 378 hari terakhir di dalam habitat "Mars" di Houston, Texas. Simulasi itu adalah bagian dari penelitian NASA mengenai apa yang diperlukan untuk menempatkan manusia di Planet Merah.
Mereka telah menanam sayur-sayuran, melakukan “Marswalks (simulasi berjalan di Mars),” dan beroperasi di bawah apa yang disebut NASA sebagai “penyebab stres tambahan,” seperti penundaan komunikasi dengan “Bumi,” termasuk keluarga mereka; isolasi dan kurungan.
BACA JUGA: China dan Prancis Luncurkan Satelit untuk Lebih Memahami Alam SemestaIni adalah pengalaman yang akan membuat siapa pun yang hidup di tengah lockdown pandemi COVID-19 bergidik. Namun, keempatnya berseri-seri saat mereka kembali pada Sabtu (6/7), rambut mereka tampak sedikit acak-acakan dan emosi mereka terlihat jelas.
"Halo. Senang rasanya bisa menyapa Anda," Haston, seorang ahli biologi, berkata sambil tertawa.
“Saya sangat berharap saya tidak menangis saat berdiri di sini di depan kalian semua,” kata Jones, seorang dokter ruang gawat darurat, sambil mengambil mikrofon. Dia terus berbicara hingga beberapa saat kemudian sampai dia melihat istrinya di tengah kerumunan tamu di dalam ruangan.
Habitat yang diberi nama Mars Dune Alpha ini merupakan fasilitas cetak 3D seluas 160 meter persegi, lengkap dengan kamar tidur, ruang olahraga, area umum, dan pertanian vertikal untuk menanam makanan.
Area luar ruangan, dipisahkan oleh sebuah airlock (kompartemen untuk mengatur udara-red), diisi dengan pasir merah dan menjadi tempat tim mengenakan pakaian untuk melakukan "Marswalks", meskipun area tersebut masih tertutup dan bukan terbuka.
“Mereka telah menghabiskan lebih dari satu tahun di habitat ini untuk melakukan ilmu pengetahuan penting, yang sebagian besar berbasis nutrisi dan bagaimana hal itu berdampak pada kinerja mereka… saat kami bersiap mengirim manusia ke Planet Merah,” kata Steve Koerner kepada hadirin. Koerner adalah wakil direktur di Johnson Space Center NASA.
“Saya sangat menghargainya,” tambahnya.
BACA JUGA: Pilot Penguji NASA di Starliner Disambut di Stasiun Antariksa InternasionalMisi tersebut adalah yang pertama dari serangkaian tiga misi yang direncanakan oleh NASA, dikelompokkan dalam judul CHAPEA (Crew Health and Performance Exploration Analog)- Analog Kesehatan Kru dan Kinerja Eksplorasi.
Misi simulasi kehidupan di Mars selama setahun berlangsung pada 2015-2016 di sebuah habitat di Hawaii, dan meskipun NASA berpartisipasi di dalamnya, NASA tidak memimpinnya.
Di bawah program Artemis, Amerika Serikat (AS) berencana mengirim manusia kembali ke Bulan untuk belajar bagaimana tinggal di sana dalam jangka panjang guna membantu mempersiapkan perjalanan ke Mars, menjelang akhir 2030-an. [ft/ah]