Sidang IMF Berakhir Tanpa Persetujuan mengenai Sengketa Mata Uang

Direktur IMF Dominique Strauss-Kahn (kanan) dan Presiden Bank Dunia Robert Zoellick berbincang di sela-sela sidang IMF di Washington akhir pekan ini.

Komite IMF mendesak 187 negara anggota untuk mencari kebijakan lebih efektif untuk mengatur gerakan modal yang mempengaruhi nilai tukar mata uang.

Para menteri keuangan dan pejabat bank-bank sentral dunia mengakhiri pertemuan di Washington tanpa menyetujui penyelesaian sengketa mata uang antara negara-negara besar.

Sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu oleh komite Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan “ketegangan dan kerapuhan” tetap ada di dalam sistem keuangan global, sebagian besar disebabkan oleh pergerakan nilai tukar mata uang.

Komite ini mendesak 187 negara anggota IMF untuk “memperdalam” usaha mereka mencari berbagai kebijakan yang lebih efektif untuk mengatur gerakan modal yang mempengaruhi nilai tukar mata uang. Tetapi, komite IMF ini tidak meminta perubahan kebijakan secara spesifik untuk meredakan sengketa mata uang antara Amerika dan Tiongkok.

Pemerintahan Obama mengeluh bahwa mata uang yuan milik Tiongkok dipatok lebih rendah dari dolar. Langkah tersebut, menurut Amerika, membuat barang-barang produksi Tiongkok menjadi jauh lebih murah bagi konsumen Amerika.

Para pejabat Amerika mengatakan ini merugikan produsen Amerika, dan mereka ingin Tiongkok membiarkan yuan menguat di pasar dengan lebih cepat.