Sinovac Siap Pasok 40 Juta Dosis Vaksin ke Indonesia

  • Fathiyah Wardah

Seorang petugas riset melakukan tes vaksin eksperimental Covid-19 di laboratorium Biotek Sinovac, Beijing, 29 April 2020. (Foto: NICOLAS ASFOURI / AFP)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan perusahaan vaksin asal China, Sinovac, akan memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 untuk Indonesia.

Dalam jumpa pers bersama Ketua Komite Penanganan Covid-19 yang sekaligus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir secara virtual dari China, Kamis malam (20/8), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan perusahaan vaksin asal China, Sinovac, akan memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 untuk Indonesia.

Jaminan itu diperoleh lewat penandatanganan "Preliminary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Product of Covid 19 Vaccine" pada Kamis (20/8). Penandatanganan perjanjian tersebut dihadiri pula oleh kedua menteri.

"Ada dua dokumen yang ditandatangani antara Sinovac dan Biofarma. Yang pertama adalah Preliminary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Product of Covid-19 Vaccine yang menyepakati komitmen ketersediaan suplai bulk vaccine hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021," kata Retno.

Retno menambahkan dokumen kedua yang ditandatangani oleh Sinovac dan Biofarma adalah nota kesepahaman untuk komitmen kapasitas bulk vaksin setelah Maret 2021, di mana Sinovac akan memberikan prioritas kepada Biofarma untuk suplai bulk vaccine setelah Maret 2021 hingga akhir tahun 2021.

Menurut Retno, secara simultan pengembangan vaksin Covid-19 secara mandiri terus dilakukan untuk tujuan jangka panjang, yakni kemandirian vaksin nasional.

Presiden Joko Widodo mengutus kedua menterinya itu ke China untuk membahas penguatan kerjasama pengembangan vaksin antara kedua negara dan kerjasama ekonomi lainnya. Kunjungan Menteri Retno ke negara Tirai Bambu itu juga buat memenuhi undangan dari State Councillor sekaligus Menteri Luar Negeri China Wang Yi, sebagai tindak lanjut pertemuan bilateral virtual di akhir Juli lalu.

Dalam pertemuan dengan Wang Yi, lanjut Retno, kedua negara sepakat memperkokoh kerjasama bilateral berdasarkan asas saling menghormati dan saling menguntungkan. Kedua negara juga berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan, serta komitmen untuk bekerja sama dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Retno menegaskan kembali prinsip-prinsip kerjasama di bidang vaksin, yakni pentingnya jumlah vaksin yang memadai, tepat waktu,aman, dan dengan harga yang terjangkau. Indonesia melihat adanya komitmen kuat dari beberapa industri farmasi China untuk melakukan kerjasama pengembangan vaksin dengan Indonesia. Indonesia juga melihat komitmen pemerintah China buat mendukung kerjasama tersebut.

Indonesia dan China juga bertekad untuk memperkokoh kerjasama ekonomi selama dan pasca pandemi Covid-19, termasuk di bidang perdagangan dan investasi. Retno menegaskan pemerintah berupaya terus menurunkan angka defisit perdagangan dengan China.

Nilai ekspor Indonesia ke China meningkat sekitar 11,74 persen pada semester I 2020 menjadi US$13,77 miliar dari US$12,32 miliar di periode serupa tahun lalu. Sedangkan impor Indonesia dari China turun 11,86 persen sehingga angka defisit perdagangan Indonesia terhadap China dapat ditekan sebesar 46,08 persen.

Your browser doesn’t support HTML5

Sinovac Siap Pasok 40 Juta Dosis Vaksin ke Indonesia

Dalam hal investasi, China merupakan investor terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura. Di semester I 2020, nilai investasi China di Indonesia meningkat menjadi US$2,4 miliar dari US$2,2 miliar di semester pertama 2019.

Selain bertemu Wang Yi, Retno dan Erick juga mengadakan pertemuan dengan sejumlah industri farmasi dan manufaktur vaksin, yakni Sinovac, Sinopharm, dan CanSino. Keduanya juga melakukan pertemuan dengan China Railways.

Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan kunjungannya bersama Menteri Retno untuk memperkuat kerjasama ekonomi dan kesehatan. "Dalam kunjungan ini, kita juga ingin memastikan transformasi daripada industri kesehatan kita, di mana Biofarma bekerjasama dengan Sinovac adalah sebuah kerjasama yang menang-menang. Biofarma tidak tukang jahit, tetapi ada transfer ilmu pengetahuan, teknologi," ujar Erick.

Dalam pertemuan dengan perusahaan farmasi lainnya, Sinopharms dan canSino, lanjut Erick, dirinya juga ingin memastikan kerjasama dengan kedua perusahaan ini juga dilengkapi dengan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan sekadar membeli. [fw/em]