Sinwar Kembali Terpilih Memimpin Hamas di Gaza

Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yehya Al-Sinwar memberikan keterangan kepada media di Gaza, 28 Oktober 2019. (Foto: dok).

Yehya Al-Sinwar terpilih kembali untuk memimpin Hamas di Jalur Gaza untuk masa jabatan kedua, kata para pejabat pada Rabu (10/3). Hal ini mencerminkan kendali yang dimilikinya atas sayap baik politik maupun militer dari kelompok Islam yang menguasai daerah kantong Palestina.

Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza sejak tahun 2017, dibebaskan dari tahanan Israel ketika terjadi pertukaran tahanan pada tahun 2011 setelah mendekam lebih dari 20 tahun dipenjara.

Sementara mendukung oposisi Hamas untuk hidup berdampingan dengan Israel, Sinwar mempertahankan hubungan konfrontatif yang relatif stabil dengan Israel di seberang perbatasan Gaza. Ia juga mengupayakan hubungan yang lebih baik dengan Mesir untuk mempertahankan sejumlah pembatasan di sepanjang perbatasannya dengan Gaza, sebuah teritori kecil di pantai Mediterania.

"Kemenangan Sinwar menunjukkan pria itu mempertahankan cengkeraman yang kuat di dalam gerakan, terutama pada komponen di sayap militernya yang vital," kata analis politik Gaza, Adnan Abu Amer.

"Kemenangan itu akan memungkinkan Sinwar untuk menerapkan kebijakannya, baik di dalam Gaza atau dengan negara-negara regional termasuk penanganan konflik dengan Israel."

BACA JUGA: Warga Jalur Gaza Sambut Kabar Pelaksanaan Pemilu

Penantang utama Sinwar dalam pemilihan itu, yang hanya terbuka bagi anggota Hamas, termasuk mereka yang mendekam di penjara Israel, adalah Nizar Awadallah, seorang pejabat lama dan rekan negosiator dari kesepakatan pertukaran tahanan tahun 2011.

Hamas masih harus memilih pemimpin untuk Tepi Barat yang diduduki Israel. Beberapa sumber menyatakan identitasnya akan dirahasiakan guna melindungi dirinya dari ancaman Israel atau pemerintahan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sebuah entitas yang bermusuhan dengan Hamas. Untuk mengisi jabatan pemimpin politik Hamas, yang juga membawahi sayap militernya, akan membutuhkan waktu lebih lama. Pemimpin tertinggi Hamas adalah Ismail Haniyeh, yang juga tinggal di Gaza.

Haniyeh kali ini menghadapi tantangan dari mantan ketua dari kelompok tersebut, Khaled Meshaal, yang tinggal di Qatar. [mg/jm]