Para siswa negara-negara Asia mendominasi ujian global untuk usia 15 tahun, dengan siswa dari Shanghai, China meraih skor rata-rata tertinggi dalam setiap bidang.
Para siswa negara-negara Asia mendominasi ujian global untuk usia 15 tahun, sedangkan para siswa Amerika tidak banyak menunjukkan perbaikan dan gagal mencapai 20 besar di bidang matematika, ilmu alam atau membaca.
Menurut hasil ujian yang dirilis Selasa (3/12), para siswa Amerika mendapat skor di bawah nilai rata-rata internasional untuk matematika dan kurang lebih rata-rata untuk ilmu alam dan membaca.
Skor rata-rata tertinggi dalam setiap bidang diraih siswa dari Shanghai, kota terbesar di China dengan penduduk lebih 20 juta. Singapura, Korea Selatan, Jepang dan Hong Kong termasuk dalam peserta yang siswanya rata-rata mendapat skor tertinggi dalam tiap bidang. Vietnam, yang berpartisipasi untuk pertama kali, mendapat skor rata-rata lebih tinggi dalam matematika dan ilmu alam daripada Amerika.
Hasil Penilaian untuk Program Siswa Internasional (PISA) 2012, yang dipublikasikan Selasa, menunjukkan bahwa Shanghai memimpin lebih dari 60 negara di mata kuliah matematika, kemampuan membaca dan sains.
Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi melakukan tes bagi siswa berusia 15-16 tahun setiap tiga tahun.
Di survei terbaru, Asia Timur menduduki peringkat tertinggi, tujuh dari 10 tempat menguasai ketiga subyek tersebut.
Remaja AS secara umum berada di peringkat ke-36, di bawah rata-rata internasional dalam matematika dan rata-rata dalam kemampuan membaca dan sains.
Lebih dari setengah juta siswa dari 65 negara dan sekolah mewakili lebih dari 80 persen ekonomi dunia ikut berpartisipasi dalam penilaian di musim gugur 2012.
Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengatakan hasil survei tersebut mengindikasikan "siswa hanya bisa meraih hasil terbaik kalau mereka percaya bahwa mereka punya kendali atas kesuksesan mereka dan mereka bisa mencapai nilai tertinggi. "
Laporan OECD mengidentifikasi Shanghai sebagai contoh, menyebutkan bahwa siswa di sana "tidak hanya percaya kalau mereka punya kendali atas kemampuan mereka untuk sukses, tapi mereka juga siap untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk menjadi sukses."
Menteri Pendidikan AS Arne Duncan menyebut temuan PISA sebagai "gambaran dari stagnasi pendidikan yang bertentangan dengan aspirasi Amerika Serikat untuk menjadi negara dengan tenaga kerja yang mendapatkan pendidikan terbaik dan paling kompetitif di dunia."
Sekitar setengah juta siswa di 65 negara dan sistem pendidikan ikut serta dalam Program Untuk Ujian Siswa Internasional atau PISA, yang dikelola oleh Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) di Paris.
Menurut hasil ujian yang dirilis Selasa (3/12), para siswa Amerika mendapat skor di bawah nilai rata-rata internasional untuk matematika dan kurang lebih rata-rata untuk ilmu alam dan membaca.
Skor rata-rata tertinggi dalam setiap bidang diraih siswa dari Shanghai, kota terbesar di China dengan penduduk lebih 20 juta. Singapura, Korea Selatan, Jepang dan Hong Kong termasuk dalam peserta yang siswanya rata-rata mendapat skor tertinggi dalam tiap bidang. Vietnam, yang berpartisipasi untuk pertama kali, mendapat skor rata-rata lebih tinggi dalam matematika dan ilmu alam daripada Amerika.
Hasil Penilaian untuk Program Siswa Internasional (PISA) 2012, yang dipublikasikan Selasa, menunjukkan bahwa Shanghai memimpin lebih dari 60 negara di mata kuliah matematika, kemampuan membaca dan sains.
Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi melakukan tes bagi siswa berusia 15-16 tahun setiap tiga tahun.
Di survei terbaru, Asia Timur menduduki peringkat tertinggi, tujuh dari 10 tempat menguasai ketiga subyek tersebut.
Remaja AS secara umum berada di peringkat ke-36, di bawah rata-rata internasional dalam matematika dan rata-rata dalam kemampuan membaca dan sains.
Lebih dari setengah juta siswa dari 65 negara dan sekolah mewakili lebih dari 80 persen ekonomi dunia ikut berpartisipasi dalam penilaian di musim gugur 2012.
Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengatakan hasil survei tersebut mengindikasikan "siswa hanya bisa meraih hasil terbaik kalau mereka percaya bahwa mereka punya kendali atas kesuksesan mereka dan mereka bisa mencapai nilai tertinggi. "
Laporan OECD mengidentifikasi Shanghai sebagai contoh, menyebutkan bahwa siswa di sana "tidak hanya percaya kalau mereka punya kendali atas kemampuan mereka untuk sukses, tapi mereka juga siap untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk menjadi sukses."
Menteri Pendidikan AS Arne Duncan menyebut temuan PISA sebagai "gambaran dari stagnasi pendidikan yang bertentangan dengan aspirasi Amerika Serikat untuk menjadi negara dengan tenaga kerja yang mendapatkan pendidikan terbaik dan paling kompetitif di dunia."
Sekitar setengah juta siswa di 65 negara dan sistem pendidikan ikut serta dalam Program Untuk Ujian Siswa Internasional atau PISA, yang dikelola oleh Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) di Paris.