Soal Tewasnya Saksi Kunci e-KTP di LA, Dubes Masih Dalami

Duta Besar Indonesia Untuk Amerika Budi Bowoleksono mengatakan pada VOA, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut dan mendalami kasus tewasnya saksi kunci e-KTP Johannes Marliem di Los Angeles Kamis dini hari (10/8). Ditambahkannya, “kami pasti akan mengabari karena ini bukan kasus kecil.”

Sebelumnya juru bicara KPK Febri Diansyah kepada wartawan di Jakarta membenarkan informasi tewasnya Johannes Marliem. “Kami telah menerima informasi bahwa Johannes tewas,” dan menambahkan KPK belum menerima rincian sikon yang menyebabkan kematiannya.

Johannes Marliem yang tinggal di Los Angeles, California, adalah saksi kunci kasus e-KTP yang melibatkan puluhan politisi senior, termasuk beberapa anggota DPR, seorang menteri kabinet dan dua gubernur. Kasus ini ditengarai telah menimbulkan kerugian negara hingga 2,3 triliun Rupiah.

Media di AS Laporkan Kasus Penyanderaan & Penembakan Ini

Beberapa media di Amerika, termasuk ABC News dan NBC News, melaporkan insiden tewasnya seorang laki-laki Kamis dini hari di Beverly Grove, setelah perundingan yang dilakukan mengalami jalan buntu.

Tim kepolisian Los Angeles tiba di lokasi Rabu sore (9/8) setelah menerima informasi adanya seorang laki-laki yang mengancam akan melukai dirinya dan beberapa orang yang bersamanya. Kawasan pemukiman itu pun di-lockdown, dimana tidak ada seorang pun yang diijinkan keluar masuk lokasi, dan puluhan polisi – termasuk tim SWAT dan FBI – mengepung rumah dimana laki-laki itu berada.

ABC News melaporkan setelah melakukan perundingan yang tampaknya dilakukan lewat email FBI, laki-laki itu melepaskan seorang perempuan dan seorang anak.

Seorang tetangga yang tinggal tepat di seberang rumah itu mengatakan FBI telah menggeledah rumah yang sama sehari sebelumnya. “Ada sekelompok petugas bersenjata api yang mengenakan seragam dengan lambang FBI di dada dan topi mereka, mendatangi rumah itu hari Selasa (8/8),” ujar Jim Hedges kepada media-media di Amerika.

FBI memastikan pada media setempat bahwa mereka telah mendapat surat perintah penggeledahan terhadap rumah itu, tetapi tidak ada seorang pun yang ditangkap.

Perundingan berlangsung sepanjang Rabu malam dan baru berakhir Kamis dini hari sekitar jam 4 pagi, ketika tersangka ditemukan tewas. Belum ada rincian tentang penyebab kematian laki-laki tersebut. Polisi juga belum mengungkap data laki-laki tersebut, atau apakah di rumah itu ditemukan senjata api.

Marcy Marliem Mohon Doa Lewat Facebook

Informasi tentang data diri laki-laki itu diketahui dari seseorang bernama Marcy Marliem di Facebook, yang memohon orang-orang dekat dan keluarga untuk mendoakan mereka. “Suami dan jantung hati saya meninggal dunia kemarin. Semoga semua orang mengingat hal-hal kecil dan besar yang telah dilakukannya. Ia adalah anak yang bertanggungjawab, ayah yang mencintai, abang yang penuh kasih, teman yang tanpa pamrih dan yang terpenting ia adalah suami yang penuh pengabdian.”

Marcy Marliem

Johannes Marliem Akui Memiliki Rekaman Pembicaraan Setiap Pertemuan e-KTP

Johannes Marliem pada 18 Juli 2017 berbicara pada Koran Tempo lewat fasilitas FaceTime, mengklaim bahwa ia memiliki rekaman pembicaraan dengan sejumlah politisi yang diduga merekayasa kasus e-KTP, termasuk Ketua DPR dan Ketua Partai Golkar Setya Novanto, yang kemudian dinyatakan sebagai salah satu tersangka. Rekaman itu dibuatnya pada setiap pertemuan yang ia ikuti selama empat tahun untuk membahas proyek mega-skandal itu. Koran Tempo melaporkan rekaman itu berukuran 500 giga bita danbisa menjadi bukti menyelidiki lebih lanjut skandal korupsi 2,3 triliun rupiah itu.

Johannes Marliem juga merupakan direktur Biomorf Lone LLC, sebuah perusahaan yang berkantor di Amerika dan telah mengerjakan proyek sistem identifikasi sidik jari otomatis (AFIS) untuk e-ID, semacam tanda pengenal.

Nama Johannes Marliem dan istrinya Mai Chie Thor juga ada dalam daftar donatur Partai Demokrat, meskipun keduanya diselimuti kontroversi. Sebuah biro analisis catatan publik dan media di Minnesota, Februari 2014 lalu melaporkan meskipun mereka dinyatakan bersalah atas pelanggaran berat tahun 2010 dan rumah pasangan itu disita bank tahun 2009, mereka tetap memberikan sumbangan hingga 225 ribu dolar untuk pelantikan Obama tahun 2013, atau lebih dua kali lipat dari sumbangan yang diberikan Alida Rockefeller Messinger, mantan istri Gubernur Mark Dayton ketika itu. Johannes dan istrinya juga mengumpulkan sumbangan hingga 70 ribu dolar dan memberikan sumbangan pribadi sebesar 2.500 dolar untuk kampanye Obama tahun 2012. [em/nm]