Perdana Menteri Sosialis Pedro Sanchez mengatakan Spanyol membutuhkan migrasi untuk mengisi kekurangan tenaga kerja, serta mengatasi penuaan populasi yang bisa membahayakan pensiun dan kesejahteraan.
Kekhawatiran ekonomi juga menjadi inti reformasi terbaru ini; dengan memudahkan persyaratan visa, memperpanjang durasinya dalam beberapa kasus, dan menyederhanakan dokumen.
"Kami ingin memudahkan orang asing mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan profil profesional mereka dan agar perusahaan menemukan ahli yang mereka butuhkan," kata Menteri Migrasi Elma Saiz dalam konferensi pers.
Pemerintah akan mengurangi periode di mana migran ilegal harus tinggal di Spanyol untuk otomatis berhak atas visa, dari tiga tahun menjadi dua tahun.
Kategori baru akan melegalkan mereka yang izin tinggal pertamanya habis tanpa diperbarui. Lebih dari 210.000 orang diizinkan tinggal di Spanyol melalui jalur residensi hingga akhir 2023, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Reformasi ini bisa meningkatkan tingkat legalisasi hingga 300.000 orang per tahun selama tiga tahun ke depan, tambah Saiz, mengatakan langkah-langkah ini akan melawan mafia dan pelanggaran hak. Hampir tiga juta orang asing mewakili hampir 14 persen dari kontribusi pada sistem kesejahteraan negara, catatnya.
Visa pelajar akan menjadi lebih fleksibel untuk memungkinkan hingga 30 jam kerja per minggu dan aturan seputar reuni keluarga akan dilonggarkan.
Sikap Spanyol yang lebih terbuka terhadap migrasi sangat kontras dengan tren di mana partai sayap kanan yang berkampanye dengan platform anti-imigrasi tengah mendapatkan dukungan di seluruh Uni Eropa.
Spanyol berada di garis depan krisis migrasi benua, dengan puluhan ribu kedatangan tidak teratur yang mendarat di kepulauan Canary di lepas pantai barat laut Afrika. [th/ab]