Spanyol, Selasa (4/9), mengatakan, telah membatalkan pengiriman 400 bom yang dipandu laser yang dibeli Arab Saudi, di tengah-tengah kekhawatiran bahwa senjata itu kemungkinan akan digunakan terhadap pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman.
Menurut radio Cadena SER, kesepakatan jual beli itu ditandatangani tahun 2015 sewaktu pemerintah konservatif, pemerintah sebelumnya, masih berkuasa. Namun pemerintah Perdana Menteri Pedro Sanchez, pemerintah kiri tengah yang sekarang berkuasa, berencana mengembalikan dana yang telah dibayarkan Saudi sebesar $10,6 juta itu.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Spanyol mengukuhkan hal tersebut, namun menolak untuk mengungkap rinciannya. Ia juga minta namanya tidak diungkapkan dalam laporan-laporan media.
Kelompok-kelompok HAM internasional mengecam serangan-serangan udara koalisi pimpinan Saudi dan serangan-serangan lain di Yaman karena telah menewaskan banyak warga sipil, termasuk anak-anak. Sejumlah pakar HAM PBB mengatakan, semua pihak, termasuk milisi yang didukung Uni Emirat Arab, kemungkinan telah melakukan kejahatan perang dalam konflik yang pecah sejak Maret 2015.
Menurut Amnesty International, sebagai sekutu lama perdagangan Arab Saudi, Spanyol merupakan penyedia peralatan militer dan senjata terbesar ke-empat bagi negara Teluk itu. Lembaga Riset Perdamaian Internasional Stockholm, mengatakan, AS, Inggris dan Peerancis merupakan penyuplai utama Riyadh. [ab/uh]