Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Jumat (24/11) dengan tegas mengecam konflik di Gaza dan menyebutnya sebagai tindakan pembunuhan yang tanpa pandang bulu terhadap warga Palestina.Hal tersebut diungkapkan selama kunjungannya ke perbatasan Jalur Gaza. Komentar Sanhez tersebut sontak membuat Israel naik pitam dan menyebut pernyataan tersebut justru memberi dukungan terhadap terorisme.
Saat berada di persimpangan Rafah yang dikuasai Mesir bersama Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo, Sanchez juga menyerukan dilakukannya gencatan senjata kemanusiaan yang berlangsung lama di Gaza. Tindakan itu dianggap penting “untuk mengubah situasi bencana yang dialami masyarakat Jalur Gaza."
“Pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa, termasuk ribuan anak laki-laki dan perempuan, benar-benar tidak bisa diterima,” katanya.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen dalam sebuah pernyataan menuduh Sanchez dan De Croo memberikan "klaim palsu" yang justru malah "memberikan dorongan pada terorisme.” Cohen mengatakan ia memanggil duta besar Spanyol dan Belgia untuk menjelaskan komentar tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga ikut memberikan tanggapan. Ia mengatakan bahwa kedua pemimpin Eropa tersebut gagal menyorot apa yang disebutnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Hamas.
Hamas menyerbu Israel dari Gaza pada 7 Oktober dalam serangan yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Israel kemudian membalas tindakan itu dengan membombardir Gaza dan mengirimkan pasukan dan tank sebagai pembalasan, menewaskan sekitar 14.000 warga Gaza, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina.
“Perdana Menteri Netanyahu mengutuk keras pernyataan yang dibuat oleh perdana menteri Belgia dan Spanyol karena tidak bertanggung jawab penuh atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Hamas, yang membantai warga kami dan menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia,” tulis pernyataan dari kantor Netanyahu.
Kedua perdana menteri Eropa tersebut mengecam keras serangan Hamas pada 7 Oktober. Namun, mereka juga menjadi pemimpin Uni Eropa yang paling vokal mengenai perlunya gencatan senjata dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di Gaza.
Hamas membantah tuduhan bahwa mereka menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup.
Tak lama setelah komentar Netanyahu, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa “tuduhan pemerintah Israel adalah salah dan tidak dapat diterima. Kami dengan tegas menolaknya.”
BACA JUGA: Presiden Mesir: Negara Palestina di Masa Depan Bisa Mengalami DemiliterisasiAlbares pada Jumat (24/11) petang mengatakan di televisi pemerintah bahwa dia memanggil duta besar Israel di Madrid untuk menjelaskan tuduhan Pemerintah Israel.
Pada Kamis, Sanchez bertemu dengan Netanyahu dan Presiden Israel Isaac Herzog di Israel, serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki. Sanchez mengusulkan gagasan digelarnya konferensi perdamaian internasional mengenai konflik Israel-Palestina untuk membentuk negara Palestina yang berkembang dan berhasil.
Media Belgia dan Spanyol yang turut ikut bersama kedua pemimpin Eropa dalam lawatan tersebut melaporkan bahwa mereka “terkejut” dengan reaksi Israel, karena mereka melihat komentar yang dilontarkan tersebut sejalan dengan pesan yang disampaikan sehari sebelumnya kepada Netanyahu. [ah/ft]