Spekulasi Ekonomi Trump: Peningkatan Lapangan Kerja yang Mantap vs Perang Dagang yang Berisiko

Presiden AS Donald Trump

Dengan mantapnya perekonomian ekonomi AS, Presiden Donald Trump hari Jumat memicu risiko tinggi perang dagang dengan China. Untuk saat ini, para pengusaha, investor, dan konsumen AS sedang mempertimbangkan bahaya berlanjutnya ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia ini.

Tampak jelas sangat percaya diri menghadapi kemungkinan risiko, para pengusaha Amerika telah menambahkan lapangan pekerjaan tahun ini dengan rata-rata bulanan yang kuat sebesar 214.500. Banyak bisnis mengatakan telah mencapai titik di mana mereka bahkan tidak dapat menemukan cukup banyak orang untuk mengisi lowongan pekerjaan. Pengangguran berada pada tingkat rendah 4 persen.

Semua perekrutan itu terjadi dalam ekspansi ekonomi yang memasuki tahun ke-10, rekor terlama kedua. Meskipun waspada terhadap pertikaian dagang yang dipicu Trump, pasar keuangan AS tahun ini bergerak antara keuntungan dan kerugian kecil tetapi menghindari kepanikan yang berkepanjangan.

Sebagian besar majikan melihat ekonomi telah mencapai kecepatan jelajah yang nyaman dan terus merekrut pegawai. Dalam survei sentimen pebisnis, mereka menyatakan keprihatinan mengenai tarif impor, tetapi kekhawatiran tersebut belum mengganggu rencana bisnis mereka.

Amerika menambahkan 213.000 lapangan pekerjaan bulan Juni, dan gelombang pencari kerja baru tampaknya optimis mengenai prospek mereka walaupun tidak langsung mendapat pekerjaan. Ini menaikkan tingkat pengangguran dari 3,8 persen menjadi 4 persen, menurut laporan pemerintah hari Jumat.

Bantuan 136 miliar dolar tahun ini dari pemotongan pajak diberikan untuk membantu mendorong pertumbuhan, bisnis, dan konsumen. Pertumbuhan ekonomi triwulan berada pada jalur tepat untuk menjadi yang terkuat sejak 2014. Harga rumah tahun ini diawali dengan kenaikan 11 persen.

Presiden Donald Trump bertaruh ia bisa menerapkan tarif impor demi keuntungannya meskipun akan menimbulkan kerugian pada bisnis dan konsumen yang mendukungnya pada tahun 2016. Perhitungan tim Trump tampaknya adalah, negara-negara asing tidak punya pilihan selain berdagang dengan Amerika dan pada akhirnya akan mengalah.

"Para sekutu kita, dalam banyak hal, bahkan lebih buruk dari musuh kita," kata presiden. "Kita membuka negara kita untuk barang-barang mereka, tetapi mereka memasang penghalang besar untuk menjauhkan produk dan barang-barang kita dari negara mereka karena mereka tidak menginginkan persaingan itu."

Mulai dari petani kedelai, produsen daging babi sampai produsen sepeda motor Harley Davidson, banyak eksportir Amerika menghadapi gejolak akibat tarif impor.

Bencana perang dagang kemungkinan terjadi "akibat salah perhitungan atau konsekuensi yang tidak diinginkan," kata Bill Adams dari PNC Financial Services. [my/ii]