Sri Lanka hari Minggu bereaksi keras terhadap langkah Amerika mensponsori resolusi ke-tiga di badan hak asasi PBB yang mengritik rekonsiliasi pascaperangnya, dengan mengatakan hal tersebut dapat memecah belah negara pulau itu.
Sri Lanka menghadapi pertanyaan mengenai taktik yang digunakan untuk mengalahkan pemberontak Tamil pada tahun 2009 dalam perang saudara selama 25 tahun. Pasukan pemerintah dituduh menarget warga sipil dan rumah-rumah sakit, memblokir pengiriman bahan makanan dan obat-obatan untuk warga sipil dan sengaja menarget warga sipil yang terperangkap di kawasan perang.
Sementara itu pemberontak dituduh menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, membunuh mereka yang berusaha melarikan diri dan merekrut tentara anak-anak.
Menurut sebuah laporan PBB, sekitar 40 ribu warga sipil etnis Tamil mungkin tewas dalam bulan-bulan terakhir pertempuran.
Amerika telah mensponsori dua resolusi yang meminta pemerintah Sri Lanka agar memulai penyelidikan terhadap tuduhan-tuduhan mengenai kejahatan perang. Tetapi setelah mengunjungi Sri Lanka pekan lalu, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika urusan Asia Selatan dan Tengah Nisha Biswal mengatakan kepada wartawan, Sabtu, bahwa kesabaran masyarakat internasional menipis karena sedikitnya kemajuan yang dicapai Sri Lanka untuk memastikan keadilan, akuntabilitas dan rekonsiliasi. Ia juga memberitahu pihak-pihak berwenang mengenai niat Amerika untuk mensponsori sebuah resolusi pada sidang Dewan HAM bulan Maret.
Sementara itu pemberontak dituduh menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, membunuh mereka yang berusaha melarikan diri dan merekrut tentara anak-anak.
Menurut sebuah laporan PBB, sekitar 40 ribu warga sipil etnis Tamil mungkin tewas dalam bulan-bulan terakhir pertempuran.
Amerika telah mensponsori dua resolusi yang meminta pemerintah Sri Lanka agar memulai penyelidikan terhadap tuduhan-tuduhan mengenai kejahatan perang. Tetapi setelah mengunjungi Sri Lanka pekan lalu, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika urusan Asia Selatan dan Tengah Nisha Biswal mengatakan kepada wartawan, Sabtu, bahwa kesabaran masyarakat internasional menipis karena sedikitnya kemajuan yang dicapai Sri Lanka untuk memastikan keadilan, akuntabilitas dan rekonsiliasi. Ia juga memberitahu pihak-pihak berwenang mengenai niat Amerika untuk mensponsori sebuah resolusi pada sidang Dewan HAM bulan Maret.