Bisnis-bisnis di seluruh dunia yang menggunakan nama Presiden AS Donald Trump menghadapi peningkatan risiko sejak ia dilantik, menurut peringatan dari para ahli keamanan, terutama di negara-negara yang sebelumnya disasar kekerasan.
Karena Trump masih menjadi merk di luar negeri, geng-geng kriminal atau para militan dapat menyasar gedung-gedung yang menggunakan namanya dengan warna emas, menculik pra pekerja yang terkait dengan perusahaan-perusahaannya untuk tebusan atau lebih buruk lagi, kata mereka.
"Mereka mungkin menculik pegawai Trump dan bahkan tidak ingin bernegosiasi," karena ingin mendapat publisitas, ujar Colin P. Clarke, ilmuwan politik di RAND Corporation yang mempelajari terorisme dan jaringan kriminal internasional.
Memperkirakan serangan membuat polisi, badan intelijen dan ahli keamanan tak tidur di seluruh dunia, dan secara alami, hal itu tetap spekulatif.
Merk-merk AS telah menjadi target dalam aksi kekerasan di luar negeri sebelumnya, tapi mereka tidak pernah dimiliki oleh seorang presiden. Itu bedanya. Naiknya Trump menjadi presiden Amerika ke-45 memberikan tantangan unik mengingat luasnya kepentingan bisnis internasionalnya.
Ditanya mengenai isu-isu keamanan, Trump Organization mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka memiliki "protokol-protokol ekstensif di properti-properti yang kami miliki dan kelola" di AS dan luar negeri. [hd]