Starbucks Akan Adakan Latihan Anti-Rasisme Bagi Karyawannya

ARSIP – Foto yang diambil hari Selasa, 14 Maret 2017 menunjukkan logo Starbucks di kios waralabanya di pusat kota Pittsburgh (foto: AP Photo/Gene J. Puskar, Arsip)

Bisakah kita mengajar karyawan supaya tidak rasis? Perusahaan waralaba kopi Starbucks akan menutup kedai kopinya pada hari Selasa di seluruh Amerika, untuk mengadakan pelatihan yang belum pernah terjadi sebelumnya di lebih dari 8.000 kedainya di Amerika.

Inisiatif itu, yang diperkirakan akan berlangsung selama empat jam dan mencakup 175.000 karyawan, diumumkan oleh manajemen Starbucks tanggal 17 April, untuk meredam kemarahan atas penangkapan dua pria muda kulit hitam di salah satu kedainya di Philadelphia.

Setelah dua pria kulit hitam tiba di Starbucks, salah satu dari mereka meminta untuk menggunakan kamar kecil, tetapi diberitahu bahwa kamar kecil itu hanya untuk pelanggan yang membeli kopi. Kedua orang itu kemudian duduk menunggu orang ketiga sebelum memesan minuman.

Manajer itu menelepon polisi. Sebuah video yang menjadi viral menunjukkan petugas berseragam yang bertanya kemudian memborgol kedua pria itu, yang tidak melakukan perlawanan, sementara seorang pelanggan kulit putih berulang kali bertanya kepada seorang petugas, "Apa yang mereka lakukan? Apa yang mereka lakukan?"

"Apakah di toko-toko, di kereta api, prasangka yang tersirat ataupun tidak tersirat, selalu kita lihat," kata James Bell, 47 tahun, seorang pembimbing di sekolah yang kebanyakan muridnya berkulit hitam di Brooklyn dan ia sendiri pelanggan Starbucks.

"Kalau ada pria kulit hitam, pegawai di toko-toko selalu menyapa, 'Ada yang bisa dibantu?'" katanya kepada kantor berita AFP. "Kita melihat pria muda kulit hitam dan kita segera berpikir tentang kejahatan."

Bell menunjuk pada contoh-contoh lain diskriminasi yang disiarkan di jejaring sosial, seperti seorang siswa yang menelepon polisi pada bulan Mei ketika seorang mahasiswa pascasarjana kulit hitam tertidur di ruang umum di Universitas Yale. [ps/ii]