Studi: Diabetes Terkait Kanker di Asia

Seorang petugas paramedis memeriksa tingkat gula daerah seorang pasien di sebuah klinik diabetes di Jakarta. (Foto: Dok)

Para peneliti di Fakultas Kedokteran New York University menemukan bahwa diabetes meningkatkan risiko kematian akibat kanker di antara orang-orang Asia rata-rata 26 persen, statistik yang mirip dengan di Barat.

Data untuk studi baru itu diambil dari analisis terhadap 770.000 orang penderita diabetes Tipe 2 di Asia Timur dan Selatan. Pasien diabetes ini diobservasi selama rata-rata 13 tahun untuk melihat apakah mereka terjangkit kanker dan apa jenisnya. Selama periode tersebut ada lebih dari 37.300 kematian akibat kanker teridentifikasi.

Yu Chen, profesor epidemiologi di Departemen Kesehatan Penduduk di Fakultas Kedokteran NYU tersebut dan juga penulis utama penelitian itu, mengatakan orang-orang Asia dengan diabetes Tipe 2 lebih mungkin didiagnosa dengan kanker yang lebih langka dibandingkan orang-orang Barat, termasuk kanker hati, tiroid dan ginjal, yang risikonya dua kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes di Asia.

Juga ada 2,7 persen peningkatan risiko kanker endometrium dan 1,7 persen risiko lebih tinggi untuk kanker payudara di antara orang-orang Asia pengidap diabetes dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki penyakit tersebut.

Jumlah kanker kandung kemih dan saluran empedu di Asia dapat dibandingkan dengan mereka di Barat, menurut Chen. Organ-organ itu lebih dekat dengan pankreas, dimana insulin diproduksi.

Chen berpikir ada beberapa mekanisme yang bekerja, namun data menunjukkan bahwa insulin mungkin merangsang pertumbuhan kanker.

"Pasien-pasien dengan diabetes yang memiliki tingkat insulin tinggi, beberapa kanker memang sangat sensitif terhadap insulin, sehingga mungkin itu memicu pertumbuhan kanker," ujarnya.

Penemuan-penemuan ini diterbitkan dalam jurnal ​Diabetologia. [hd]