Sebuah studi baru menyimpulkan bahwa mahasiswa Amerika keturunan Asia tidak menghadapi konsekuensi negatif di sebuah universitas jika ditolak masuk dari universitas pilihan pertama mereka.
Studi ini yang diterbitkan di dalam Educational Researcher, sebuah jurnal dari American Educational Research Association, dilakukan sebagai tanggapan terhadap pendapat bahwa penolakan pendaftaran menyebabkan beberapa mahasiswa Asia tidak berminat untuk sekolah lagi.
“Hal ini lebih terkait dengan aktivitas mahasiswa di universitas, ketimbang tingkat gengsi kelembagaan semata yang menentukan hasil pendidikan,” demikian kata penulis studi ini Mike Hoa Nguyen, seorang profesor pendidikan tinggi di University of Denver.
Ada dua organisasi, the Coalition of Asian American Associations (CAAA) dan the Asian American Coalition for Education (AACE), yang mengatakan, universitas-universitas di AS, khususnya universitas bergengsi seperti Harvard dan Yale, melakukan diskriminasi terhadap pendaftar keturunan Asia.
CAAA dan AACE menegaskan, para mahasiswa itu mengurangi waktu untuk peran kepemimpinan, layanan publik, dan kegiatan ekstra kurikuler. Mereka juga tidak puas dengan lembaga akademis, memiliki sikap negatif terhadap pengajar, pencapaian akademisnya lebih rendah, kurang percaya diri, dan memiliki interaksi rasial yang negatif.
Pada 2018, keluhan ini menjadi bagian dari penyelidikan Kejaksaan Federal AS seputar proses penerimaan mahasiswa terkait affirmative actions atau UU yang menanggapi diskriminasi di Harvard dan Yale.
BACA JUGA: Depkeh AS: Universitas Yale Diskriminatif Terhadap Calon Mahasiswa Asia dan Kulit PutihTujuh peneliti di University of Denver dan University of California at LA atau UCLA, mengkaji prestasi mahasiswa keturunan Asia berdasarkan keputusan pendaftaran dan penerimaan mereka.
Mereka meneliti data dari dua survei nasional terhadap 1023 mahasiswa keturunan Asia, the 2012 Freshman Survey dan the 2017 College Senior Survey, kedua-duanya diolah oleh the Higher Education Research Institute di UCLA.
“Temuan kami bahwa hanya ada perbedaan kecil yang eksis antara hasil mahasiswa yang diterima dan berpeluang kuliah di universitas pilihan, dan mahasiswa yang tidak diterima,” kata Nguyen.
Sementara itu penyelidikan terhadap Harvard University masih berlangsung.
Pada Oktober 2019, seorang hakim federal memutuskan, Harvard tidak melakukan diskriminasi terhadap pendaftar mahasiswa Asia.
“Secara keseluruhan, temuan kami tidak mendukung klaim kedua kelompok itu yang memicu penyelidikan oleh Kejaksaan Federal,” kata Nguyen.
“Penting untuk dicatat bahwa pemilihan universitas dan hasil penerimaan bukan satu-satunya faktor yang berperan dalam “kepuasan dengan universitas” dari mahasiswa,” kata Nguyen. “Penelitian sebelumnya menunjukkan, perasaan disambut dan dihargai, efektivitas pembelajaran, identitas rasial, dan interaksi mahasiswa dosen semuanya berpengaruh pada kepuasan dengan universitas.” [jm/lt]