Suasana di Hong Kong kembali berangsur normal hari Kamis (13/6) setelah bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang menentang RUU ekstradisi yang kontroversial, yang memungkinkan tersangka penjahat diekstradisi ke China Daratan untuk diadili.
Cuaca hujan dan mungkin rasa lelah menurunkan jumlah demonstran yang turun ke jalan hari Kamis, meskipun para demonstran bertekad mencapai target mereka pada hari kedua.
“Rapat Dewan Legislatif hari ini telah dibatalkan. Saya pikir kita bisa beristirahat sejenak.Apa yang terjadi kemarin tampaknya membuat semua orang merasa sangat kelelahan. Sulit mendorong banyak orang turun ke jalan hari ini. Kita akan beristirahat sejenak. Mungkin baru besok atau minggu depan dilanjutkan. Saya harap saya dapat menghemat energi dan melihat apakah ada tindakan yang harus diambil untuk mendukung demonstrasi minggu depan,” kata Chan, seorang penggerak demonstrasi.
Demonstrasi ribuan aktivis hari Rabu (12/6) berhasil membuat markas pemerintah dan Dewan Legislatif tutup, padahal mereka sedianya membahas RUU ekstradisi itu.
Aparat keamanan menembakkan gas air mata, peluru karet dan semprotan merica untuk mendorong dan membubarkan demonstran, yang sebagian membalas dengan melemparkan benda-benda ke arah polisi. Petugas medis di rumah sakit mengatakan sedikitnya 72 orang luka-luka.
Dewan Legislatif hari Kamis mengatakan belum menetapkan jadwal baru kapan akan membahas RUU itu.
Perubahan yang diusulkan atas aturan hukum di Hong Kong itu menarik kecaman luas masyarakat internasional, termasuk Amerika. China hari Selasa (11/6) menuduh Amerika mencampuri urusan dalam negerinya. (em/al)