Subsidi Kuota Dinilai Tak Banyak Bantu Atasi Masalah Pembelajaran Daring

  • Fathiyah Wardah

Seorang siswi mengenakan masker untuk mencegah penularan virus corona sedang belajar daring dengan memanfaatkan akses wifi gratis di kantor Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, 27 Juli 2020. (Foto: AP)

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengapreasiasi langkah pemerintah untuk mengalokasikan anggaran Rp7,2 triliun untuk subsidi kuota internet bagi siswa, guru, mahasiswa, dan dosen. Namun, mereka menilai pemberian kuota ini tak banyak membantu menyelesaikan permasalahan pendidikan jarak jauh.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,2 trilliun untuk subsidi kuota internet dalam pendidikan jarak jauh (PJJ) bagi siswa, guru, mahasiswa, dan dosen.

Bantuan kuota internet selama empat bulan kedepan tersebut diharapkan dapat membantu dan mengurangi beban membeli pulsa data internet yang cukup mahal.

Para siswa menggunakan masker agar tidak tertular virus corona sembari belajar secara daring memanfaatkan akses wifi gratis, di Jakarta, 12 Agustus 2020. (Foto: AP)

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengapresiasi langkah itu, meskipun menilai anggaran sebesar Rp7,2 trilliun tersebut terlalu besar untuk hanya menyelesaikan satu masalah saja. Apalagi bantuan kuota internet ini tidak akan diperoleh oleh anak-anak miskin yang tidak memiliki gawai daring, yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 persen. Juga mereka yang tinggal di wilayah pelosok, yang tidak memiliki infrastruktur penguat sinyal.

“Yang tidak bisa daring ini kan beragam masalah. Ada yang karena tidak memiliki gawai. Ada yang punya gawai tetapi tidak ada jaringan internetnya. Yang bisa diselesaikan oleh pembagian kuota ini hampir di daerah-daerah perkotaan atau setidaknya mereka yang punya gawai dan ada jaringan internet yang memadai,” ungkap Mansur, koordinator penelitian dan pengembangan (Litbang) FSGI.

Pembelajaran Lewat TVRI

Untuk mengatasi siswa yang tidak memiliki gawai, FSGI mendorong pemerintah agar mendesak TVRI untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran lewat jaringan televisi pemerintah itu, serta bekerja sama dengan TV swasta.

Inggit Andini (kanan) mengenakan masker wajah untuk mencegah penularan virus corona, mengajar murid-muridnya di rumahnya yang dijadikan kelas darurat, di Tangerang, 10 Agustus 2020. (Foto: AP)

“Kalau seandainya memungkinkan dengan TV swasta akan mengalokasikan beberapa jam saja pagi, masing-masing menyiarkan satu materi, saya rasa sudah cukup bagus. Sangat membantu dan nyata hasilnya daripada hanya kuota," tambah Mansur.

Tunjangan Profesi Tenaga Pendidik

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim berharap pemberian kuota ini dapat membantu siswa, mahasiswa dan guru-guru melanjutkan proses belajar di masa pandemi ini. Kementeriannya, kata Nadiem, akan terus berupaya menyelesaikan persoalan yang ada.

Your browser doesn’t support HTML5

Subsidi Kuota Dinilai Tak Banyak Membantu Pembelajaran Daring

“Kemendikbud ingin mencari berbagai jalan, memastikan anak-anak bisa kembali tatap muka secepat mungkin tapi seaman mungkin. Nah, itu yang sulitnya seaman mungkinnya itu bagaimana” ungkap Nadiem.

Selain pemberian kuota, Kemendikbud juga telah mengamankan tambahan penerima tunjangan profesi guru, dosen dan tenaga pendidikan lainnya sebesar Rp 1,7 trilliun sebagai bantuan. [fw/em]