Para wakil pemberontak dan pemerintah Sudan Selatan telah mengadakan pertemuan pertama mereka untuk mengakhiri perang saudara di negara itu.
Kedua pihak bertemu di ibukota Juba hari Selasa (22/12) untuk membentuk pemerintahan transisi persatuan nasional.
Pemerintah dan fraksi-fraksi pemberontak sudah berkali-kali berunding tidak lama setelah konflik dimulai pertengahan Desember 2013 tapi beberapa gencatan senjata yang disetujui dalam dua tahun terakhir dilanggar.
Presiden Salva Kiir dan pimpinan pemberontak Riek Machar berkali-kali saling tuduh melanggar perjanjian damai tapi keduanya mengatakan masih berkomitmen dengan perjanjian 26 Agustus lalu meskipun tidak memenuhi semua batas waktu yang dicantumkan dalam perjanjian itu.
Sudan Selatan adalah negara termuda di dunia yang mendapat kemerdekaan dari Sudan tahun 2011. Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak pimpinan Machar khususnya brutal terhadap warga sipil.
Kedua pihak saling menuduh melakukan pembantaian etnis, merekrut dan membunuh anak-anak, melakukan pemerkosaan secara luas dan penyiksaan, memaksa penduduk mengungsi untuk “membersihkan” daerah-daerah dari lawan-lawan mereka.
Perang itu telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan 2 juta orang lebih kehilangan tempat tinggal sementara menjerumuskan penduduk pada kondisi kelaparan. [my/jm]