Pelaksana Tugas Kepala BPTP Sulteng Nurdiah Husnah kepada VOA mengatakan demplot seluas 1 hektare dapat menghasilkan 2,5 ton benih jagung komposit yang dapat memenuhi kebutuhan benih 125 hektare. Kabupaten Morowali Utara memiliki potensi pengembangan jagung yang mencapai 928 hektare. Jagung komposit, atau umumnya disebut jagung lokal, adalah jagung bersari bebas yang benihnya dapat diambil dari pertanaman sebelumnya, atau dapat digunakan secara terus menerus untuk setiap penanamannya.
Keunggulan jenis jagung komposit ini adalah umurnya yang pendek, tahan hama penyakit, dan juga dapat ditanam secara berulang.
“Penggunaan varietas unggul yang harus didukung dengan perbenihan nantinya karena siapa tahu ke depan petani sudah antusias ingin tanam, benih terbatas sehingga kami harus backup (dukung) dengan perbenihan jagung juga,” kata Nurdiah Husnah.
Sebanyak 30 petani anggota kelompok tani juga mendapatkan pelatihan penggunaan teknologi untuk mempercepat penanaman jagung tanpa olah tanah. Selain itu para petani juga diajari untuk memanfaatkan pupuk kompos untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Ketersediaan benih jagung berkualitas masih menjadi permasalahan yang dialami petani di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Bertu Yan Perta Tumongka (41), Ketua Kelompok Tani Efata, mengungkapkan bantuan benih jagung dari pemerintah yang diminta petani kerap datang terlambat sehingga petani terpaksa beralih menanam tanaman lain selain jagung.
BACA JUGA: Krisis Pangan: Nestapa Masa Lalu dan Ancaman Masa Depan“Keterlambatan biasanya karena musim tanam di sini juga ada penanaman padi sehingga lahan yang sudah ada biasanya beralih fungsi ke yang lain karena benih sudah tidak ada,” cerita Bertu Yan Perta Tumongka. Dia berharap ke depan para petani di desanya sudah dapat menjadi penangkar benih untuk memasok kebutuhan benih jagung untuk desa-desa lainnya di Morowali Utara.
“Kelompok Tani Efata mungkin sudah bisa menjadi penangkar dan petani juga bisa memperoleh benih juga anggota kelompok tani desa lain bisa berhubungan dengan kelompok tani yang ada,” kata Bertu.
Kepala Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian (BB2TP) Bogor, Fery Fahrudin Munier menjelaskan jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang ingin ditingkatkan produktivitasnya oleh Kementerian Pertanian.
Inovasi teknologi berupa penggunaan benih bermutu dan berlabel diharapkan dapat meningkatkan produksi jagung sehingga dapat mencapai hingga 8 ton per hektare pipilan kering dibandingkan rata-rata produksi petani di Morowali Utara yang baru mencapai 3-4 ton pipilan kering.
““Program ini akan masih dan berkelanjutan kalau ada benihnya. Nah bagaimana penyediaan benih lokal, harus ada di situ penangkar benih. Juga kalau dia penangkar nanti kita akan mensuplai benih-benih unggulnya, benih berkualitas,” kata Ferry Fahruddin Munier.
Target Produksi Jagung 2021
Secara terpisah, Kepala Subdirektorat Mutu dan Standardisasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Muhammad Gazali, mengatakan pemerintah menargetkan produksi jagung nasional tahun 2021 dapat mencapai 22,5 juta ton. Produksi tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung, industri pangan dan industri pakan dan peternak mandiri.
“22,5 juta ton itu dibangun atau dihasilkan dari luas tanam kurang lebih 4,2 juta hektare, dengan luas panen kurang lebih 4,1 juta ton dengan produktivitas kurang lebih 5,4 ton per hektare,” kata Gazali dalam Diskusi Terfokus (FGD) secara virtual bertema Harga Jagung Melambung yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Pertanian Pangan & Advokasi (PATAKA), Selasa (20/4).
Berdasarkan prognosa ketersediaan dan kebutuhan jagung pipilan kering Januari-Mei 2021, total produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 15 persen diperkirakan mencapai sekitar 11.7 juta ton atau masih surplus sekitar 3.1 juta ton setelah dikurangi perkiraan kebutuhan jagung dalam negeri sebesar 9.4 juta ton.
Ia mengungkapkan, saat ini masih dibutuhkan kehadiran sentra-sentra produksi jagung baru selain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Gorontalo. [yl/ab]