Presiden Joko Widodo mengungkapkan, pemerintah memprioritaskan pembangunan food estate atau lumbung pangan di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisang di Kalimantan Tengah, serta Kabupaten Humbang Hasundutan di Sumatera Utara. Meski demikian, pemerintah juga berencana memperluas pembangunan lumbung pangan ke wilayah lainnya.
“Setelah ini sudah mulai pengerjaan di lapangan untuk di provinsi yang lain yaitu di Papua maupun di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan di Sumatera Selatan, tetapi apa yang kita diskusikan setelah yang dua ini betul-betul sudah bisa berjalan,” ungkap Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/9).
Rencananya di daerah irigasi Kalimantan Tengah seluas 148.000 hektar akan digunakan untuk menanam padi, sedangkan untuk wilayah non irigasi seluas 622.000 hektar akan dikembangkan untuk penanaman singkong dan jagung, serta peternakan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengakui adanya berbagai hambatan dalam upaya pembangunan lumbung pangan nasional ini, salah satunya adalah masalah kepemilikan lahan. Maka dari itu, ia menugaskan Kementerian ATR/BPN untuk segera menyelesaikannya.
Lebih lanjut, Jokowi menegaskan bahwa pembangunan lumbung pangan merupakan agenda strategis yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi datangnya krisis pangan akibat merebaknya pandemi, seperti yang diperingatkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).
“Hal ini juga untuk mengantisipasi perubahan iklim serta juga tidak kalah pentingnya dalam mengurangi ketergantungan kita pada impor pangan. Ini penting,” imbuhnya.
Sebelumnya, Jokowi sudah meninjau lokasi pengembangan lumbung pangan dalam kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu. Jokowi pun menunjuk Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk memimpin program lumbung pangan nasional. Pembangunan lumbung pangan Nasional ini ditargetkan selesai dalam kurun waktu 1,5 hingga dua tahun ke depan.
Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 104,2 triliun untuk ketahanan pangan dalam APBN 2021.
Prabowo Targetkan Tanam Singkong di 1,4 Juta Hektare Lahan Food Estate
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menargetkan bisa menanam singkong di lahan seluas 1,4 juta hektar sampai 2025 mendatang.
“Ke depan singkong ya kita mulai di Kalteng. Kita akan mulai 2021, 30.000 dan selanjutnya sampai 2025 meningkat terus sasaran kita akhirnya adalah sampai 1,4 juta di akhir 2025,” jelas Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus ini mengatakan, singkong bisa menutupi kebutuhan pangan rakyat Indonesia pada masa depan.
“Singkong kita akan menghasilkan tapioka, mokaf, yaitu tepung yang bisa menjadi bahan utama daripada kebutuhan pangan kita, mem-backup bahan pangan untuk roti, nasi dari singkong dan juga mie. Indonesia merupakan konsumen mie kedua terbesar di dunia dan kita ingin menjamin bahwa kita tidak tergantung dari persediaan luar negeri,” jelasnya.
Berbagai Macam Komoditas Akan Tersedia di Lumbung Pangan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menargetkan 30.000 hektar lahan lumbung pangan di kabupaten Pulang Pisang akan rampung pada Oktober mendatang. Kementerian yang dipimpinnya menargetkan lahan lumbung pangan seluas 80.000 hektar sudah dikelola menjelang akhir 2021 mendatang.
Ia menjelaskan, lumbung pangan tidak akan terkonsentrasi ke padi, melainkan juga komoditas lain, seperti sayur, buah dan ternak.
Ditambahkannya, selain menghasilkan produk berkualitas, lumbung pangan bisa menyalurkan produknya ke pasar digital dan fisik dalam skala nasional.
“Kalau ditata baik dia punya industri, maka akan bisa menjadi produksi yang berkualitas ekspor karena kualitas ekspor berarti bisa diekspor," ujarnya. [gi/ab]