Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, mengirim sejumlah kecil "pasukan pengawas" dari Lebanon ke Suriah pada Kamis (5/12) malam untuk mencegah kelompok antipemerintah merebut kota strategis Homs, kata dua sumber keamanan senior Lebanon pada Jumat (6/12).
"Homs tidak boleh jatuh," kata salah satu sumber kepada Reuters. Ia menambahkan bahwa perwira senior dikerahkan semalam untuk mengawasi sejumlah kombatan Hizbullah yang memang sudah berada di dekat perbatasan Suriah selama bertahun-tahun.
Seorang perwira militer Suriah dan dua pejabat regional yang dekat dengan Teheran juga mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan elite Hizbullah menyeberang dari Lebanon dan berada di Homs.
Langkah ini mencerminkan perubahan besar di medan perang Suriah sejak Senin. Sejumlah sumber yang dekat dengan kelompok tersebut awalnya menyatakan bahwa Hizbullah tidak berencana untuk dikerahkan ke Suriah dalam waktu dekat.
BACA JUGA: Bahas Situasi Suriah: Turki, Iran, dan Rusia akan Bertemu di Qatar SabtuSaat itu, gerakan pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham, mantan afiliasi Al-Qaeda, berhasil merebut Kota Aleppo di Suriah utara. Namun, pada Kamis, mereka berhasil merebut Hama, kota di pusat Suriah, dan melanjutkan pergerakan menuju Homs.
Homs, provinsi terbesar di Suriah, berbatasan dengan Lebanon, Irak, dan Yordania, merupakan rute transportasi utama bagi Iran untuk mamasok peralatan militer ke Hizbullah di Lebanon. Menurut sumber keamanan Lebanon, Homs memiliki peranan vital yang berfungsi sebagai ‘reservoir’ bagi Hizbullah dan kelompok bersenjata lain yang didukung Iran.
Ibu Kota Damaskus akan terisolasi jika kota Homs jatuh ke tangan pemberontak.
Pejabat Barat mengatakan kepada Reuters bahwa Hizbullah khawatir akan diserang oleh Israel jika mereka dikerahkan ke Suriah. Pasalnya Israel kerap melakukan serangan udara yang menyasar aset-aset yang terkait dengan Iran di Suriah. [ah/ft]