Kemajuan pembangunan jalan serta sistem transportasi di Kota Guangzhou menjadi perhatian Kota Surabaya untuk dipelajari dan dijalin suatu kerjasama, sebagai upaya Kota Surabaya meningkatkan kualitas sistem transportasi dan angkutan jalan yang dimiliki selama ini.
Menurut Ketua Persahabatan Indonesia-China di Surabaya, Chandra Wuriyanto Wo, kemajuan sistem transportasi serta pembangunan jalan yang terus berkembang, menjadi kunci kemajuan perekonomian suatu bangsa.
Pembangunan jalan serta sistem transportasi yang baik di Kota Guangzhou kata Chandra, dapat dijadikan contoh bagi Kota Surabaya untuk meminimalisir biaya tinggi ongkos angkut barang, yang dapat memperlambat laju pembangunan ekonomi.
“Dari desa nanam barang (sayuran), pagi motong jam 4, jam 5 sudah di kota. Kita (di Indonesia) gak bisa, kita motongnya sore, besok pagi baru sampai pasar, sudah kuning separuh (sayurannya), transportasinya berapa mahal. Coba kita pikirkan itu saja kita sudah kalah, jauh sekali,” kata Chandra Wuriyanto Wo.
Selain pembangunan jalan dan sistem transportasi yang baik untuk melancarkan perekonomi di Kota Surabaya, pembangunan lingkungan juga menjadi faktor penting kemajuan suatu daerah.
Tian Xiaoping, warga Kota Guangzhou yang berprofesi sebagai pengusaha mengatakan, kebijakan pemerintah serta ketegasan negara dalam menentukan arah pembangunan, sangat penting untuk mengarahkan pertumbuhan ekonomi masyarakat menjadi lebih maju.
Persoalan lingkungan kata Tian Xiaoping, menjadi perhatian serius pemerintah serta masyarakat, agar pembangunan tidak malah merugikan masyarakat. Contohnya penerapan program air bersih, udara bersih dan lingkungan bersih, sebagai dasar untuk membangun masyarakat yang sehat dan pekerja keras.
“Negara ini penduduknya banyak, dan Guangzhou merupakan kota modern tidak mungkin tidak ada pencemaran, tapi kita berusaha terus bersama pemerintah untuk melakukan tindakan dan solusi untuk mengatasinya," jelas Tian Xiaoping, Pengusaha dan Warga Kota Guangzhou.
"Beruntung pemerintah bekerja aktif karena persoalan lingkungan ini bagian dari kehidupan manusia, jadi semua masyarakat bertanggungjawab bukan hanya satu pihak saja. Program pemerintan yaitu kebersiahan air minum, udara dan lingkungan, semua harus bersih, maka baru rakyat kita sehat. Pabrik yang tidak mengikuti langsung ditutup tanpa kompromi,” lanjutnya.
Persoalan air dan lingkungan yang bersih bukan hanya menjadi suatu hal yang penting bagi warga Kota Guangzhou, warga kota yang lain di China juga menganggap pengelolaan lingkungan yang baik akan berdampak positif bagi pembangunan.
Wong Tie Kong selaku Anggota Dewan Rakyat Kota Jiangmen mengungkapkan, persoalan air limbah rumah tangga dan industri harus dikelola secara serius oleh pemerintah, agar tidak sampai mencemari lingkungan hidup dan merugikan masyarakat secara luas.
Kebijakan mengelola air limbah sebelum dibuang ke sungai, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembangunan suatu daerah atau negara.
“Itu air yang kotor, yang dari keluarga, dari pabrik, air kotor semua langsung dibuang ke sungai, jadi itu sungainya kotor dan bau lagi, apalagi pabrik kulit, pabrik kulit airnya kan kotor sekali. Semuanya mesti dibersihkan baru boleh dibuang airnya," kata Wong Tie Kong, Anggota Dewan Rakyat Kota Guangzhou
"Tiap kota bukan hanya punya satu saja (pabrik pengolahan air limbah), ada dua tiga empat, apalagi yang kota besar, kota besar itu lebih banyak. Itu yang dibersihkan (sungai) airnya untuk pelihara ikan masih bisa hidup,” lanjut Wong Tie Kong.
Kepala Bagian Kerjasama Pemerintah Kota Surabaya, Ifron Hadi menyatakan, kerjasama antar Kota Surabaya dengan Kota Guangzhou maupun Kota Jiangmen di Provinsi Guangdong, China ini, merupakan upaya Pemerintah Kota Surabaya menutupi kekurangan yang ada di Surabaya.
Kerjasama di bidang transportasi serta pengelolaan lingkungan hidup, merupakan potensi besar bagi Kota Surabaya untuk semakin memperbaiki kualitas pembangunan kota dan masyarakat.
“Sangat layak lah ini untuk menjadi acuan kita, untuk bisa saling sharinguntuk masalah transportasi sangat layak. Tentu saja kita harus banyak-banyak mengembangkan networking, jaringan ya, kerjasama antar daerah di Indonesia maupun dengan pihak-pihak yang ada di luar negeri," kata Ifron Hadi.
"Karena memang masing-masing daerah pasti punya kelemahan, kekurangan dan kelebihan ya, dan atas kekurangan-kekurangan itu mungkin kita juga berusaha untuk dikerjasamakan. Ya mungkin juga nanti kita arahkan, kalau memang nati masalah river ini sangat menunjang ya untuk dikerjasamakan, itu sangat terbuka sekali untuk kita kerjasamakan,” lanjut Ifron Hadi.