Kementerian Luar Negeri Suriah hari Kamis mengadu kepada PBB tentang serangan udara Israel di wilayah Suriah.
KAIRO —
Suriah hari Kamis menyatakan kemarahannya kepada PBB, dan mengatakan jet Israel menghantam sebuah "pusat penelitian ilmiah" di luar Damaskus. Seorang analis pemerintah Suriah menyebut serangan itu "agresi oleh Amerika dan NATO."
Sekutu pemerintah Suriah, yakni Rusia, Iran dan, faksi Hizbullah Lebanon juga mengutuk serangan Israel itu.
Mengutip sumber-sumber keamanan dan diplomat asing, media Barat melaporkan bahwa sebuah konvoi Suriah yang membawa rudal diserang oleh pesawat Israel Rabu pagi. Spekulasi terpusat pada rudal yang dikirim ke Hizbullah, yang telah meluncurkan serangan-serangan roket terhadap Israel pada masa lalu.
Israel belum mengomentari versi manapun tentang sasaran yang diserangnya.
Tetapi analis Timur Tengah Riad Kahwaji, direktur Lembaga Analisis Militer Timur Dekat dan Kawasan Teluk, mengatakan serangan itu merupakan peringatan terhadap Damaskus agar tidak melanggar "garis merah" tertentu. "Apa yang kita saksikan adalah implementasi Israel terhadap garis merah yang dideklarasikannya sediri. Laporan-laporan menunjukkan bahwa ada serangan udara terhadap konvoi yang membawa rudal darat-ke-udara dan juga menghancurkan sebuah fasilitas riset yang kemungkinan terlibat dalam pengembangan senjata kimia," paparnya.
Wakil Perdana Menteri Israel Silvan Shalom pekan lalu memperingatkan bahwa setiap transfer persediaan senjata kimia Suriah kepada Hizbullah akan melanggar “garis merah.”
Terlepas dari sayap politiknya, oleh negara-negara Barat Hizbullah dianggap sebagai organisasi teroris dan di antara tujuannya adalah menghancurkan Israel.
Mengutip para pejabat Israel, media Israel melaporkan bahwa perolehan rudal darat-ke-udara oleh Hizbullah dari Suriah akan menimbulkan perubahan.
Analis Kahwaji mengatakan rudal itu bisa dikaitkan dengan Iran. "Menurut informasi yang kami miliki, rudal SA-17 ini diyakini telah dikirim ke Suriah pada tahun 2008. Jenis rudal yang sama telah dimodifikasi oleh Iran, dan diproduksi dengan nama "Ra'ad," paparnya lagi.
Duta Besar Suriah untuk Lebanon mengatakan Damaskus punya "pilihan untuk membalas" untuk serangan udara hari Rabu.
Kantor Berita Fars mengutip wakil menteri luar negeri Iran yang mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Suriah itu akan mengakibatkan "konsekuensi signifikan," bagi kota terbesar di Israel, Tel Aviv.
Namun, sebuah serangan Israel tahun 2007 terhadap apa yang diduga sebagai fasilitas nuklir tidak menimbulkan tanggapan dari Suriah.
Sekutu pemerintah Suriah, yakni Rusia, Iran dan, faksi Hizbullah Lebanon juga mengutuk serangan Israel itu.
Mengutip sumber-sumber keamanan dan diplomat asing, media Barat melaporkan bahwa sebuah konvoi Suriah yang membawa rudal diserang oleh pesawat Israel Rabu pagi. Spekulasi terpusat pada rudal yang dikirim ke Hizbullah, yang telah meluncurkan serangan-serangan roket terhadap Israel pada masa lalu.
Israel belum mengomentari versi manapun tentang sasaran yang diserangnya.
Tetapi analis Timur Tengah Riad Kahwaji, direktur Lembaga Analisis Militer Timur Dekat dan Kawasan Teluk, mengatakan serangan itu merupakan peringatan terhadap Damaskus agar tidak melanggar "garis merah" tertentu. "Apa yang kita saksikan adalah implementasi Israel terhadap garis merah yang dideklarasikannya sediri. Laporan-laporan menunjukkan bahwa ada serangan udara terhadap konvoi yang membawa rudal darat-ke-udara dan juga menghancurkan sebuah fasilitas riset yang kemungkinan terlibat dalam pengembangan senjata kimia," paparnya.
Wakil Perdana Menteri Israel Silvan Shalom pekan lalu memperingatkan bahwa setiap transfer persediaan senjata kimia Suriah kepada Hizbullah akan melanggar “garis merah.”
Terlepas dari sayap politiknya, oleh negara-negara Barat Hizbullah dianggap sebagai organisasi teroris dan di antara tujuannya adalah menghancurkan Israel.
Mengutip para pejabat Israel, media Israel melaporkan bahwa perolehan rudal darat-ke-udara oleh Hizbullah dari Suriah akan menimbulkan perubahan.
Analis Kahwaji mengatakan rudal itu bisa dikaitkan dengan Iran. "Menurut informasi yang kami miliki, rudal SA-17 ini diyakini telah dikirim ke Suriah pada tahun 2008. Jenis rudal yang sama telah dimodifikasi oleh Iran, dan diproduksi dengan nama "Ra'ad," paparnya lagi.
Duta Besar Suriah untuk Lebanon mengatakan Damaskus punya "pilihan untuk membalas" untuk serangan udara hari Rabu.
Kantor Berita Fars mengutip wakil menteri luar negeri Iran yang mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Suriah itu akan mengakibatkan "konsekuensi signifikan," bagi kota terbesar di Israel, Tel Aviv.
Namun, sebuah serangan Israel tahun 2007 terhadap apa yang diduga sebagai fasilitas nuklir tidak menimbulkan tanggapan dari Suriah.