Hasil survei yang dilakukan Indodata menunjukkan pemilih muslim lebih condong memilih pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin daripada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan persentase 49,1 persen berbanding 39 persen. Survei ini melibatkan 1.200 responden yang masuk daftar pemilih tetap di seluruh wilayah Indonesia. Survei dilakukan pada 24 Maret hingga 7 April 2019 dengan tingkat error 2,83 persen.
Direktur Eksekutif Indodata Danis Wahidin mengatakan dukungan pemilih muslim tersebut tidak lepas dari kepuasan masyarakat yang secara umum puas dengan kinerja Jokowi.
Your browser doesn’t support HTML5
"Mayoritas pemilih NU, Muhammadiyah dan lainnya memilih Jokowi-Ma'ruf. Jadi dalam konteks ini kita bisa lihat, politik identitas keagamaan tidak serta merta mampu mendorong orang menjadi pemenang dalam pemilu 2019. Karena secara karakter pemilih muslim kita adalah plural, moderat dan ternyata mereka tidak melihat figur keagamaan," jelas Danis Wahidin saat konferensi pers di Jakarta, Senin (8/4/2019).
BACA JUGA: Yogya di Atas Meja Strategi Jokowi-PrabowoElektabilitas Jokowi-Ma'rut 54,8%, Prabowo-Sandi 32,5%
Danis menambahkan dukungan muslim ini juga selaras dengan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin yang masih di atas Prabowo-Sandi. Survei Indodata menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'rut sebesar 54,8%, Prabowo-Sandi 32,5% dan yang menjawab tidak menjawab sebanyak 12,7%.
Juru bicara milenial Jokowi-Ma'ruf, Deni Geovani mengatakan hasil survei Indodata tidak mengherankan pihaknya. Sebab, hasil tersebut hampir sama dengan perhitungan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf. Ia juga setuju dengan hasil survei yang menggambarkan muslim Indonesia cukup pluralisme dalam memilih pemimpin. Karena itu, kata dia, tidak perlu ada ajakan penggunaan kekuatan massa jika pasangan yang didukungnya kalah.
"Bicara politik identitas, saya pikir itu hanya riak-riak di permukaan. Tidak banyak, lebih banyak mayoritas yang diam, yang tidak mau ikut dalam riuh perkelahian di media sosial dan lapangan," jelas Deni.
BPN Prabowo Sandi Miliki Survei Internal yang Berbeda
Sementara, Sekjen Relawan Prabowo Sandi Digital Team (PRIDE) Taufik Hidayat mengatakan penggunaan politik identitas tidak pernah menang sepanjang sejarah Indonesia. Karena itu, kata dia, politik identitas tidak perlu digunakan dalam pemilihan presiden 2019.
Hanya soal hasil survei, Taufik mengatakan, temuan Indodata berbeda dengan data internal yang dimiliki pihaknya. Selain itu, ia juga mengkritik kinerja lembaga survei yang kerap menghubungkan antara kepuasan publik dengan tingkat elektabilitas.
"Angka-angka kepuasan terhadap pemerintah. Jarang orang kalau ditanya puas terhadap gubernurnya, pasti jawabnya puas. Puas itu bukan berarti memilih lagi. Pak Ahok itu 72 persen orang di Jakarta puas. Mau memilih lagi, belum tentu. Jadi pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang lebih didetailkan lagi," jelas Taufik. (sm/em)