Presiden Joe Biden siap bertemu Presiden China Xi Jinping dan para pemimpin dunia lainnya di Asia setelah pemilu paruh waktu di Amerika, November lalu. Ia mengaku ia merasa lebih percaya diri setelah melihat hasil pemilu yang lebih baik dari perkiraan untuk partainya, Demokrat.
“Saya tahu, saya datang dengan kuat, tetapi saya tidak membutuhkan itu. Saya kenal Presiden China Xi Jinping. Sejauh ini saya lebih sering bertemu dia daripada pemimpin dunia lainnya. Saya mengenalnya dengan baik; dia mengenal saya. Tidak banyak terjadi kesalahpahaman di antara kami. Kami baru saja mencari tahu, di mana batasnya dan apa hal terpenting bagi masing-masing kami dalam dua tahun ke depan,” jelasnya.
Hasil pemilu paruh waktu tidak menyenangkan kandidat dari Partai Republik yang didukung mantan Presiden Donald Trump. Jajak pendapat menunjukkan bahwa juga telah terjadi perubahan tajam dalam peringkat kepercayaan untuk Amerika di luar negeri dengan transisi dari Trump ke Biden di Gedung Putih.
Hasil kajian pada Juli oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa rata-rata 58 persen orang dewasa di 18 negara mengatakan mereka percaya bahwa Biden akan melakukan hal yang benar terkait urusan dunia.
Richard Wike adalah direktur Riset Perilaku Global di Pew. Dia mengatakan kepada VOA melalui Skype bahwa mayoritas orang di sebagian besar negara yang disurvei lebih mempercayai Biden daripada Trump.
“Dia mendapat peringkat yang lebih baik pada tingkat pribadi. Orang-orang menilainya lebih mampu dibandingkan dengan Trump. Selain itu, orang-orang pada umumnya lebih menyukai kebijakannya daripada kebijakan Trump. Kesepakatan iklim adalah contoh yang bagus. Biden membawa kita kembali ke kesepakatan iklim Paris. Itu adalah sesuatu yang sangat populer,” jelas Richard Wike.
Tetapi popularitas Biden di luar negeri tidak diimbangi dengan peringkat kepercayaan terhadapnya di dalam negeri. Hasil jajak pendapat sebagian besar menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Biden sekitar 40 persen. Para ahli menunjuk pada iklim politik yang terpolarisasi di Amerika dan mengatakan banyak pemimpin lebih dicintai di luar negeri daripada di dalam negeri.
Elizabeth Shackelford dari Chicago Council on Global Affairs setuju bahwa orang di sebagian besar negara lebih menyukai pendekatan Biden. Melalui Skype, ia mengatakan,“Orang-orang masih cukup senang pada Biden yang membawa Amerika kembali ke meja perundingan dan terlibat secara lebih aktif dan lebih dihormati dalam komunitas internasional dan urusan dunia.”
Hasil penilaian tentang Biden yang lebih disenangi di luar negeri sangat kontras dengan penilaian tentang Presiden Rusia Vladimir Putin setelah ia menginvasi Ukraina tanpa alasan. Hasil kajian Pew Research menunjukkan bahwa rata-rata hanya 9% yang percaya bahwa Putin akan melakukan hal yang benar dalam urusan dunia, seperti dijelaskan Richard Wike.
"Ketika berbicara tentang Rusia, apa yang kita lihat hanyalah peringkat rendah sepanjang masa di banyak negara yang kami survei, peringkat rendah sepanjang masa untuk Putin, reaksi publik yang kuat terhadap invasi Rusia ke Ukraina," jelas Richard Wike.
Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah satu dari banyak pemimpin dunia yang berterima kasih kepada Biden karena memimpin dukungan kuat NATO dan Uni Eropa untuk Ukraina. Macron mengatakan, jika Rusia dibiarkan melakukan apa yang dilakukannya, tidak akan ada stabilitas di mana pun di dunia. [ka/lt]