Paus Fransiskus melakukan perjalanan kepausan pertama ke Bahrain pekan ini. Rencana kunjungan paus ini memicu seruan dari kaum Syiah yang merupakan kelompok oposisi dan para aktivis HAM di negara itu agar Paus mengangkat masalah HAM di negara pulau kecil itu.
Pulau di lepas pantai Arab Saudi diperintah oleh monarki Sunni yang dengan keras menumpas Gerakan Musim Semi Arab 2011 di sana dengan bantuan dua sekutunya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Pada tahun-tahun sejak itu, Bahrain telah memenjarakan aktivis-aktivis Syiah, mendeportasi beberapa dari mereka, mencabut ratusan kewarganegaraan mereka, melarang kelompok oposisi terbesar Syiah dan menutup sebuah surat kabar independen terkemuka.
“Ada masalah yang besar yang seharusnya tidak boleh diabaikan,'' kata Devin Kenney, peneliti masalah Bahrain dari Amnesty International. “Kata kunci dari kunjungan ini adalah koeksistensi dan dialog. Pemerintah Bahrain menindas kebebasan sipil dan politik, yang tanpanya koeksistensi dan dialog tidak dapat dipertahankan,'' imbuhnya.
Bahrain bersikeras menyatakan menghormati HAM dan kebebasan berbicara, meskipun berulang kali menghadapi kritik dari para aktivis HAM lokal dan internasional, serta pelapor khusus HAM PBB.
BACA JUGA: Paus Doakan Korban Ledakan Bom di Mogadishu dan Insiden di SeoulPaus Fransiskus akan melakukan kunjungan pada 3 hingga 6 November untuk berpartisipasi dalam konferensi yang disponsori pemerintah tentang dialog Timur-Barat dan untuk melayani komunitas kecil Katolik Bahrain, sebagai bagian dari upayanya untuk melakukan dialog dengan dunia Muslim.
Sementara beberapa pemimpin oposisi Syiah menyambut kunjungan itu, mereka berharap Paus Fransiskus tidak akan menghindari masalah perselisihan sektarian yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
“Rakyat Bahrain hidup di bawah penindasan sektarian, diskriminasi, intoleransi dan represi pemerintah yang sistematis,'' kata Al-Wefaq, partai oposisi Syiah yang dilarang dan dibubarkan oleh perintah pengadilan pada 2016.
Kunjungan ini menandai perjalanan kedua Fransiskus ke negara Teluk Arab dan kunjungan kedua ke negara berpenduduk mayoritas Muslim dalam beberapa bulan. Kunjungan-kunjungan tersebut juga merupakan bukti bahwa dialog dengan dunia Muslim telah menjadi landasan utama dari hampir 10 tahun kepausannya. Paus mengunjungi Uni Emirat Arab pada 2019 dan melakukan perjalanan ke Kazakhstan untuk pertemuan para pemimpin agama pada September. [ab/uh]