Pandemi virus corona mengubah tatanan pendidikan di semua tingkat sekolah. Kegiatan belajar langsung di sekolah beralih menjadi metode pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan fasilitas daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Langkah-langkah dan kebijakan nasional diambil untuk memastikan pendidikan pada sekolah-sekolah dasar sampai menengah atas, yang berjumlah ratusan ribu, tetap berlangsung.
Hampir satu semester berlalu sejak virus corona melanda Indonesia. Sekolah-sekolah negeri dan swasta untuk jenjang pendidikan dasar hingga menengah atas kini bersiap-siap menempuh tahun ajaran baru yang dimulai Senin, 13 Juli 2020.
Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan ada 218 ribu SD, SMP dan SMA, baik swasta maupun negeri, di Indonesia. Pembukaan sekolah pada tahun ajaran baru hanya diperbolehkan bagi sekolah yang berada dalam zona hijau atau aman dari penyebaran corona.
"Jumlahnya terakhir jika tidak keliru, tinggal 62 kabupaten yang masih zona hijau. Itu pun yang boleh dibuka baru SMP, SMA, SMK. Baru dua bulan kemudian, SD dan yang terakhir,Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)."
Pemerintah telah menambah kebijakan mengenai pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta menyediakan fasilitas teknologi, materi maupun bantuan pulsa, bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi dan pihak swasta.
BACA JUGA: Kombinasi Belajar Online-Offline Dinilai Lebih Efektif untuk Tahun Ajaran BaruPara guru sebagai tulang punggung pendidikan, yang pada awal pandemi tidak siap menghadapi peralihan kegiatan belajar dan mengajar, juga mendapat pelatihan untuk memudahkan PJJ daring.
I Ketut Suarnaya dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, membimbing para guru di provinsi Bali dalam penggunaan daring. Ia mengatakan, masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran PJJ. "Kalau kepala sekolahnya baru 50% dari yang semestinya, jadi kita tidak bisa menyasar 3.000 sekolah, tapi sekitar 1.000 dalam waktu sebulan setengah ini sudah kita lakukan."
Selama berlangsung pandemi, pemerintah melonggarkan standar kurikulum dan penilaian nasional bagi jenjang pendidikan dasar, menengah dan atas.
"Pembelajaran di rumah ini kan cukup berat ya, itulah kenapa penilaiannya itu lebih banyak kualitatif. Tujuannya, mendorong motivasi siswa untuk tetap belajar di rumah," tambah Hamid.
Kelonggaran lain juga diberikan kepada para guru untuk melaksanakan sistem pembelajaran yang paling tepat bagi para siswa. Apakah melalui daring, bimbingan online lewat platform kelas, ruang chat, atau luring dengan memanfaatkan siaran televisi, atau pesan text dengan aplikasi tertentu.
Isti Mahayuni adalah guru Bahasa Inggris di SMA 5 Bogor, yang sudah mengajar sejak tahun 1998. Ia percaya fleksibilitas dalam penyampaian materi diperlukan dan guru harus mencari cara yang paling tepat bagi situasi yang dihadapi murid. "Ketika siswa menyampaikan tidak mampu membeli kuota, maka wali kelas menyampaikan pada pengajar. Pengajar membuatkan semacam, ok ini tugasnya dalam bentuk WA, dikerjakan di kertas, kemudian dikirim. Walaupun itu membuat beban para guru bertambah jam kerja, memang ada."
Para orangtua murid menyambut fleksibilitas dalam kegiatan belajar jarak jauh, yang diterapkan sekolah-sekolah selama pandemi, terutama orangtua dengan anak di tingkat SD, seperti Gusti Ayu Made Ariasih. "Karena mereka masih anak-anak, agak susah diberi tahu, kita tidak bisa mengawasi jika di sekolah jika masih dalam situasi pandemi."
Your browser doesn’t support HTML5
Sejalan dengan tren pembelajaran daring dan luring, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan baru-baru ini juga membuka peluang dilanjutkannya sistem pembelajaran ini pasca pandemi kelak sebagai alternatif pilihan dan tambahan bagi sekolah-sekolah yang sudah mampu melaksanakannya.
Di Amerika, meskipun kegiatan belajar daring dan luring menjadi pilihan yang positif selama pandemi, American Academy of Pediatrics dalam pertimbangannya mengenai pembukaan sekolah-sekolah, mengatakan pentingnya pembelajaran secara langsung telah terbukti kebenarannya. Lembaga itu mengingatkan, sudah ada bukti dampak negatif pada anak-anak akibat penutupan sekolah. [my/ka]