Taliban Afghanistan Makamkan Menteri yang Diklaim Dibunuh IS-K

Sirajuddin Haqqani (tengah), Menteri Dalam Negeri Taliban, menghadiri upacara pemakaman Khalil Ur-Rahman Haqqani, Menteri Pengungsi dan Repatriasi, di Sarana, provinsi Paktia, selatan Kabul, Afghanistan, 12 Desember 2024.

Ribuan pelayat berkumpul di Afghanistan timur Kamis (12/12) untuk menghadiri pemakaman menteri Taliban urusan pengungsi, sehari setelah ia tewas terbunuh dalam serangan bom bunuh diri. Afiliasi ISIS di kawasan itu mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Khalil-Ur-Rahman Haqqani menjadi sasaran sewaktu ia keluar gedung kantornya di ibu kota Afghanistan, Kabul, hari Rabu. Ia adalah orang paling penting Taliban yang menjadi korban sejak kelompok itu kembali ke kekuasaan pada Agustus 2021.

Serangan itu juga menewaskan dan melukai beberapa pegawai kementerian, tetapi para pejabat Taliban menahan diri dari berkomentar mengenai para korban yang dilaporkan dari apa yang mereka kecam sebagai “serangan pengecut” terhadap Haqqani.

Pemakamannya berlangsung di kampung halaman Haqqani di Paktia, provinsi di bagian timur yang berbatasan dengan Pakistan. Para pemimpin senior Taliban, menteri, dan para pejabat lainnya juga menghadiri acara itu.

Afiliasi ISIS di Afghanistan, IS-Khorasan atau IS-K, melalui sayap medianya, Amaq News Agency, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka mengatakan seorang pelaku meledakkan rompi berisi bahan peledak di dalam Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan.

Haqqani tercatat dalam situs web Imbalan bagi Keadilan AS sebagai teroris global. Menurut situs itu, imbalan $5 juta diberikan bagi informasi yang mengarah pada penangkapannya.

BACA JUGA: Menteri Taliban dari Jaringan Haqqani Dibunuh di Kabul

Lelaki berusia 58 tahun itu adalah pemimpin sentral jaringan Haqqani, yang ditetapkan AS sebagai organisasi teroris asing, yang dipimpin keponakannya, Sirajuddin Haqqani, yang secara de facto adalah menteri dalam negeri Taliban.

Ada imbalan $10 juta untuk penangkapan Haqqani muda yang dituduh mengatur serangan teroris terhadap warga Amerika dan tentara NATO hingga mereka mundur dari Afghanistan pada Agustus 2021 setelah hampir dua dekade hadir di sana.

Serangan mematikan hari Rabu itu menuai kecaman dari PBB, Uni Eropa, Organisasi Kerja Sama Islam, dan negara-negara seperti negara tetangga, Iran dan Pakistan, selain Qatar dan Arab Saudi.

“Tidak boleh ada tempat untuk terorisme jika menginginkan stabilitas,” kata Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) di X, seraya menyatakan bela sungkawa kepada keluarga para korban.

IS-K telah mengaku bertanggung jawab atas serangan dengan senjata api dan bom di negara itu, menargetkan para pemimpin Taliban, tokoh-tokoh agama terkemuka yang setia kepada mereka, anggota komunitas Syiah, dan orang-orang asing.

Kekerasan telah mendorong otoritas de facto Afghanistan untuk melakukan operasi kontraterorisme rutin yang mereka klaim telah menurunkan kemampuan kelompok itu untuk melancarkan ancaman signifikan.

Namun, para pengkritik membantah klaim Taliban, seraya menyatakan serangan besar IS-K terus berlangsung di negara itu, yang telah bertahun-tahun diguncang perang dan bencana alam.

Penilaian PBB dan para pejabat AS telah menyebut kelompok itu sebagai ancaman signifikan bagi Afghanistan dan stabilitas regional secara umum. [uh/ab]