Setelah permulaan yang kurang baik awal pekan ini, tim perunding pemerintah Pakistan dan tim pemimpin Islamis yang dipilih oleh Taliban-Pakistan untuk mewakili mereka mengatakan bahwa mereka telah merancang langkah pertama menuju perdamaian.
Koordinator pemerintah Irfan Siddiqui keluar dari ruang rapat dengan mengatakan perundingan berlangsung baik. Tim pemerintah itu berkeras diadakannya gencatan senjata selagi perundingan berlangsung dan perundingan berjalan sesuai dengan ketentuan undang-undang dasar dan hanya dipusatkan pada pemberontakan di daerah-daerah kesukuan.
Taliban ingin memberlakukan hukum Islam di Pakistan dan menuntut pembebasan para militan dari tahanan. Kedua tuntutan ini tidak sejalan dengan undang-undang Pakistan.
Siddiqui mengatakan wakil-wakil Taliban akan menyampaikan posisi pemerintah itu kepada pimpinan mereka.
“Wakil-wakil Taliban itu berjanji mereka akan menyampaikan kepada pemimpin mereka tuntutan-tuntutan kami dan mereka tidak saja akan menyampaikannya tetapi juga berupaya meyakinkan pemimpin mereka bahwa tuntutan-tuntutan ini masuk akal, kemudian mereka akan kembali kepada kami dan melanjutkan perundingan.”
Tim yang mewakili Taliban itu menuntut pertemuan langsung dengan pemimpin-pemimpin Pakistan, termasuk Perdana Menteri Nawaz Sharif, Panglima Tentara Raheel Sharif, dan Kepala Badan Inteljen Pakistan ISI Jendral Zaheer-ul Islam.
Upaya-upaya sebelumnya untuk mencapai penyelesaian damai melalui perundingan dengan militan tersebut telah gagal.
Menurut radio pemerintah Pakistan, Menteri Dalam Negeri Chaudry Nisar Ali Khan mengatakan kepada pemimpin tim Taliban Maulana Sami-ul Haq bahwa pemerintah sangat serius tentang pada perundingan tersebut. Keduanya berbicara melalui telefon menjelang pertemuan tertutup itu.
Tehrik-e-Taliban Pakistan adalah organisasi payung militan Islamis yang melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah Pakistan.
Meskipun ada perjanjian tentang perundingan perdamaian, militan terus menyerang pasukan keamanan. Tentara membalas dengan sejumlah serangan udara atas benteng-benteng militan. Para pengecam perundingan menilai aksi kekerasan tanpa henti itu merupakan bukti bahwa perundingan damai dengan militan tidak akan berhasil.
Perdana Menteri Nawaz Sharif menolak tekanan untuk melancarkan serangan militer ke Pakistan barat daya dengan mengatakan perundingan tetap merupakan penyelesaian terbaik untuk mengatasi aksi kekerasan para gerilyawan.