Penasehat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan, Selasa (17/8), mengatakan Taliban setuju untuk menyiapkan “jalan lewat yang aman” bagi warga sipil yang berharap dapat dievakuasi dalam penerbangan yang dipimpin Amerika dari Ibu Kota Kabul. Meskipun demikian jadwal evakuasi warga Amerika, sekutu-sekutu Amerika di Afghanistan dan mungkin warga sipil lainnya masih belum disepakati dengan penguasa baru negara itu.
“Taliban telah memberitahu kami bahwa mereka bersiap menyediakan jalur yang aman bagi warga sipil untuk menuju ke bandara dan kami berniat memegang komitmen itu," katanya.
Jake Sullivan mengakui adanya beberapa laporan bahwa sejumlah warga sipil menghadapi perlawanan, “ditolak, didorong mundur, atau bahkan dipukuli” ketika mereka mencoba mencapai bandara internasional Hamid Karzai di Kabul. Ditambahkannya, “sejumlah besar orang” berhasil mencapai bandara, namun lainnya ditahan oleh Taliban, yang pada Minggu (15/8) secara mengejutkan berhasil mengambilalih dengan cepat negara itu dan menimbulkan kekacauan, kebingungan dan aksi kekerasan dalam upaya evakuasi Amerika.
BACA JUGA: Frustrasi dan Ketakutan Selimuti Sekutu AS di AfghanistanJuru bicara Pentagon John Kirby mengungkapkan bahwa dalam satu hari para komandan Amerika telah beberapa kali berbicara dengan Taliban untuk menghindari konflik di bandara. Ini menunjukkan bahwa penguasa baru Afghanistan, yang berkuasa kembali setelah 20 tahun perang melawan pemerintah yang didukung Amerika, berencana tidak akan mengganggu proses evakuasi.
Kirby tidak merinci pengaturan lain dengan Taliban, sementara Sullivan mengatakan pertanyaan tentang berapa lama waktu yang diberikan Taliban untuk evakuasi itu masih dirundingkan.
BACA JUGA: Juru Bicara Taliban Janji Akan Hormati Hak-Hak PerempuanPresiden Joe Biden mengatakan ia ingin agar evakuasi selesai pada 31 Agustus. Sullivan menolak mengatakan apakah tenggat itu akan dipenuhi atau tidak.
Lebih jauh Sullivan mengatakan para pejabat Amerika terlibat dalam proses “jam demi jam” agar Taliban memenuhi komitmen mereka, yaitu mengijinkan adanya jalur yang aman bagi warga sipil yang ingin meninggalkan negara itu.
Ditanya apakah pemerintah Biden mengakui Taliban sebagai penguasa yang sah di Afghanistan, Sullivan mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan hal itu, dan bahwa catatan Taliban dalam mematuhi standar hak asasi manusia di dunia “tidak baik.”
Dalam konperensi pers di Pentagon, Selasa (17/8), Mayjen William Taylor mengatakan sembilan pesawat angkut C17 milik Angkatan Udara Amerika tiba, Senin (16/8) malam, bersama berbagai peralatan dan sekitar 1.000 tentara. Tujuh diantaranya kembali lepas landas dengan mengangkut 700-800 pengungsi sipil, termasuk 165 warga Amerika. Jumlah ini mencakup warga Afghanistan yang telah mengajukan Visa Imigran Khusus dan warga negara-ketiga lainnya.
Seluruh penerbangan dari bandara di Kabul dihentikan, Senin (16/8), ketika warga Afghanistan yang putus asa berupaya melarikan diri dari negara itu dengan melanggar aturan keamanan dan berlari menuju landasan pacu. Tujuh orang tewas dalam berbagai insiden di bandara itu. [em/jm]