Taliban Lancarkan Kampanye Pemusnahan Opium

  • Associated Press

Anggota pasukan Taliban menghancurkan ladang opium dengan traktor di Distrik Washir, Provins Helmand, Afghanistan, pada 29 Mei 2022. (Foto: AP/Abdul Khaliq)

Taliban memulai kampanye untuk memberantas budidaya opium di Afghanistan.

Kebijakan tersebut diambil untuk menyudahi produksi opium dan heroin secara besar-besaran di negara itu, bahkan ketika para petani khawatir akan kehilangan mata pencaharian mereka di saat melonjaknya angka kemiskinan di Afghanistan.

Beberapa hari terakhir, di distrik Washir, di selatan provinsi Helman, para anggota pasukan Taliban yang bersenjata berjaga-jaga ketika sebuah traktor menghancurkan ladang opium. Pemilik ladang, yang berdiri di dekat lahannya, tampak mengawasi proses itu.

BACA JUGA: Taliban Tolak Seruan PBB untuk Cabut Aturan Burqa

Berbicara pada Associated Press di ibu kota provinsi Helmand, Lashkar Gah, Wakil Menteri Dalam Negeri Taliban untuk Urusan Anti-Narkoba, Mullah Abdul Haq Akhund, mengatakan mereka yang melanggar aturan “akan ditangkap dan diadili sesuai hukum syariah di pengadilan yang relevan.”

Afghanistan adalah produsen opium terbesar di dunia dan sumber utama heroin di Eropa dan Asia.

Produksi opium melonjak selama 20 tahun terakhir ini, meskipun miliaran dolar dihabiskan oleh Amerika Serikat untuk mencoba menyudahi budaya opium di negara tersebut.

Namun demikian, larangan produksi opium yang berlaku saat ini kemungkinan akan memberi pukulan berat bagi jutaan petani miskin dan pekerja harian yang mengandalkan hasil panen opium untuk bertahan hidup.

Larangan itu datang ketika kondisi perekonomian Afghanistan sedang terpuruk karena tidak lagi mendapat bantuan internasional setelah pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada pertengahan Agustus 2021 lalu. Kini, sebagian besar warga Afghanistan berjuang keras untuk membeli makanan. Kekeringan buruk juga telah menyelimuti negara itu selama bertahun-tahun.

BACA JUGA: Presenter Perempuan TV Afghanistan Mulai Tutupi Wajah saat Siaran

Menurut perkiraan Badan PBB Penanggulangan Narkoba dan Kejahatan (UNODC), pada tahun 2021 lalu, terdapat 177.000 hektar ladang ditanami bunga opium, di mana jumlah tersebut mampu menghasilkan opium yang cukup untuk memproduksi hingga 650 ton heroin. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun 2020 yang mencapai 590 ton heroin.

Nilai total produksi opium Afghanistan pada tahun 2021 mencapai $1,8–$2,7 miliar atau berarti lebih dari 14 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara itu. Angka tersebut jauh melebihi nilai ekspor resmi Afghanistan.

Ketika berkuasa pertama kali pada akhir tahun 1990an, Taliban juga melarang penanaman opium dan menghancurkan lahan-lahan pertanian. Dalam waktu dua tahun seluruh ladang opium hampir lenyap. Namun setelah invasi pimpinan Amerika untuk menggulingkan Taliban berlangsung pada 2001, banyak petani mulai kembali menanam bunga opium.

Selama hampir 20 tahun berada di Afghanistan, AS menghabiskan lebih dari $8 miliar untuk berupaya memberantas produksi opium Afghanistan. Namun produksi opium justru meningkat pesat.

Saat ini produksi opium Afghanistan lebih besar dibanding gabungan semua negara penghasil opium lainnya. Hampir 80 persenheroin yang dihasilkan dari opium Afghanistan telah mencapai Eropa melalui jalur Asia Tengah dan Pakistan. [em/jm]