Delegasi Taliban di Moskow hari Jumat (9/7) mengatakan kelompok itu tidak akan menyerang ibu kota-ibu kota propinsi, setelah muncul berita bahwa gerilyawan Taliban telah menyerang ibu kota propinsi Kandahar.
Pasukan polisi Kandahar mengatakan telah menerima bantuan dan berhasil memukur mundur serangan itu.
Dalam konferensi pers di Moskow yang disiarkan langsung oleh televisi-televisi di Afghanistan, pemimpin delegasi Taliban, Shahabuddin Delawar mengatakan kelompok itu telah memutuskan untuk tidak akan menyerang kota-kota demi mencegah pertumpahan darah.
Juru bicara Taliban Zabiulllah Mujahid mengatakan pada VOA, moratorium penyerangan kota-kota itu bersifat sementara.
“Dalam hal ini yang bisa saya katakan adalah pada tahap pertama ini fokusnya ada di tingkat kabupaten. Insya Allah kami akan membuat rencana kedua untuk kota-kota,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.
BACA JUGA: Iran Jadi Tuan Rumah Pembicaraan Afghanistan-TalibanMujahid mengatakan pada VOA, alasan pemisahan strategi serangan Taliban itu adalah untuk melindungi penduduk dan infrastruktur dari kehancuran.
“Kota-kota memiliki investasi sumber daya manusia, toko-toko, bank-bank, dan hal-hal penting lainnya. Sebelum serangan itu kita harus merencanakan bagaimana mengamankan dan menyelamatkan mereka dari penjarahan,” ujarnya.
Analis yang berkantor di Kabul, Faiz Zaland, mengatakan Taliban “benar-benar ingin memberi kesempatan tercapainya perdamaian dalam perundingan antar-Afghanistan itu. Mereka menginginkan solusi politik.” Tetapi ia menambahkan bahwa Taliban tidak akan menunggu lama, dan memperkirakan bahwa jika hal-hal (isu-isu) yang dibahas di meja perundingan tidak kunjung mencapai kemajuan maka mereka akan mulai menyerang kota-kota itu dalam beberapa bulan mendatang.”
Dalam beberapa minggu ini pasukan Taliban telah menyerang atau mengepung beberapa ibu kota propinsi. Salah satu diantaranya adalah Faizabad, ibu kota propinsi Badakshan. Kota yang pernah menjadi pangkalan bagi pasukan saingan berat Taliban pimpinan Ahmed Shah Masood ini terletak di propinsi yang berbatasan dengan tiga negara: China, Tajikistan dan Pakistan. Ibu kota ini hampir dikuasai oleh Taliban.
Demikian pula Qala e Naw, ibu kota propinsi Badghis yang diseran Rabu lalu (7/7) dan sehari kemudian dibebaskan dari Taliban. Selama serangan itu Taliban berhasil masuk ke penjara kota dan membebaskan ratusan narapidana.
Meskipun Taliban telah membuat kemajuan cepat dengan merebut daerah-daerah pedesaan sejak penarikan mundur sebagian besar pasukan asing, mereka tidak dapat sepenuhnya menguasai sebuah kota. Sebagian besar serangan terhadap kota-kota itu dapat dihalau dalam waktu beberapa jam atau hari. [em/pp]