Taliban menuduh Amerika berada dibalik penangkapan putra termuda pendiri jaringan militan Haqqani bulan ini, dan menolak klaim Afghanistan bahwa orang itu ditangkap di wilayah Afghanistan bersama seorang tersangka komandan militan lainnya.
Afghanistan pada Kamis (16/10) mengumumkan kedua orang itu ditangkap di Afghanistan selatan. Mereka adalah Anas Haqqani, putra komandan gerilyawan senior Jalaluddin Haqqani, dan Hafiz Rashid, yang diduga sebagai komandan militer kelompok itu di wilayah selatan Afghanistan.
“Klaim Afghanistan bahwa keduanya adalah komandan militer Taliban dan telah ditahan di sebuah kompleks sangat berbeda dari kenyataan,” menurut pernyataan yang dikirim Taliban lewat surat elektronik ke sejumlah media Jumat malam.
Taliban menduga kedua orang itu ditangkap “pasukan Amerika di Bahrain, lalu dikirim ke Qatar dan kemudian diserahkan ke pemerintah Afghanistan melalui Uni Emirat Arab.”
Taliban mengatakan Anas Haqqani adalah mahasiswa tahun terakhir dan kedua orang itu tidak terkait operasi kelompok itu. Taliban mengatakan kedua orang tersebut pergi ke Qatar untuk mengunjungi kerabat, yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara Amerika di Teluk Guantanamo.
Juru bicara Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan, Abdul Haseeb Sediqi, mengatakan Anas “terlibat langsung dalam pengambilan keputusan operasional dan strategis jaringan militan tersebut dan memimpin upaya pengumpulan dana” di negara-negara kawasan tersebut, sekaligus menggunakan kemampuan komputernya untuk menjalankan aktivitas propaganda media sosial Taliban.
Sementara Rashid, kata juru bicara itu, adalah komandan utama Haqqani yang hingga baru-baru ini tinggal di propinsi Punjab, Pakistan.
Jaringan Haqqani yang terkait dengan al-Qaida dituduh mendalangi beberapa serangan yang mengakibatkan banyak korban jiwa di pihak NATO dan Afghanistan dari kubunya di Waziristan Utara, daerah Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.