Satu surat kabar terkemuka Amerika mengatakan Taliban telah menutup atau setengah menutup kira-kira 50 sekolah di Afghanistan tenggara.
Harian di AS, The Washington Post, melaporkan penutupan sekolah dilakukan pekan ini sebagai pembalasan atas keputusan pemerintah Afghanistan yang melarang penggunaan sepeda motor di distrik-distrik selatan provinsi Ghazni.
Menurut Gubernur Ghazni, larangan bersepeda motor tersebut dikeluarkan karena maraknya tindak kejahatan yang dilakukan oleh oknum berkendara sepeda motor yang menarget warga sipil dan pihak berwenang setempat..
Larangan yang didukung oleh Amerika dan sekutunya tersebut, menurut The Washington Post, telah meningkatkan pertentangan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.
Harian itu mengutip pernyataan para pejabat Afghanistan, yang menyebutkan sedikitnya separuh dari 26.000 orang siswa yang bersekolah di Ghazni selatan tidak hadir di sekolah pekan ini.
Surat kabar tersebyt melaporkan para pejabat pendidikan di Kabul khawatir bahwa mereka hampir tidak mempunyai pengaruh untuk membuka kembali sekolah-sekolah di Ghazni sampai pemerintah provinsi mencabut larangan sepeda motor. Namun, pencabutan larangan itu, kata harian Post, akan dipandang oleh banyak kalangan sebagai kemenangan bagi Taliban, konsesi yang tidak mungkin akan diterima oleh pejabat Afghanistan dan Amerika.
Dilaporkan para pejabat Afghanistan mengatakan mereka tidak optimis mengenai penyelesaikan yang cepat.
Menurut Gubernur Ghazni, larangan bersepeda motor tersebut dikeluarkan karena maraknya tindak kejahatan yang dilakukan oleh oknum berkendara sepeda motor yang menarget warga sipil dan pihak berwenang setempat..
Larangan yang didukung oleh Amerika dan sekutunya tersebut, menurut The Washington Post, telah meningkatkan pertentangan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.
Harian itu mengutip pernyataan para pejabat Afghanistan, yang menyebutkan sedikitnya separuh dari 26.000 orang siswa yang bersekolah di Ghazni selatan tidak hadir di sekolah pekan ini.
Surat kabar tersebyt melaporkan para pejabat pendidikan di Kabul khawatir bahwa mereka hampir tidak mempunyai pengaruh untuk membuka kembali sekolah-sekolah di Ghazni sampai pemerintah provinsi mencabut larangan sepeda motor. Namun, pencabutan larangan itu, kata harian Post, akan dipandang oleh banyak kalangan sebagai kemenangan bagi Taliban, konsesi yang tidak mungkin akan diterima oleh pejabat Afghanistan dan Amerika.
Dilaporkan para pejabat Afghanistan mengatakan mereka tidak optimis mengenai penyelesaikan yang cepat.