Dengan tahun 2017 sudah hampir merekah, Amerika masih terlibat dalam perang melawan ekstremis Islamis Afghanistan dan militan ISIS di Irak dan Suriah.
Pertempuran taktis melawan ISIS sedikit demi sedikit menunjukkan cahaya terang, tetapi tidak jelas seberapa terlibat pemerintahan Trump mendatang dalam upaya menyelesaikan krisis Suriah.
Michael O’Hanlon dari Lembaga Brookings mengatakan: “Di Suriah kita tidak punya strategi untuk mengakhiri perang saudara. Secara implisit Donald Trump mungkin tidak keberatan membiarkan Presiden Assad memenangkan perang, tetapi saya yakin itu bukan kebijakan yang dapat ditempuh Amerika karena tangan Assad berlumuran begitu banyak darah.”
Perang di Afghanistan memasuki tahun kelimabelas. Pasukan internasional telah dikurangi dari sekitar 140 ribu tahun 2011 menjadi kurang daru 15 ribu sekarang ini, dan pakar pertahanan Michael O’Hanlon mengatakan, tim kebijakan pertahanan Amerika Serikat mungkin perlu mempertimbangkan kemungkinan menambah kehadiran pasukan internasional di Afghanistan untuk jangka pendek.
O’Hanlon menambahkan, “Tidak ada alasan tidak berbuat lebih banyak dalam upaya meringankan beban polisi dan tentara Afghanistan, untuk memberi mereka waktu membangun diri guna memulihkan diri dari kekalahan-kekalahan besar yang mereka alami.”
Namun, selagi Amerika sudah memerangi ekstremisme di seluruh dunia, Rusia dan China telah memodernkan pasukan militer mereka.
David Ochmanek dari Rand Corporation mengatakan, “Karena kita begitu terfokus pada operasi-operasi terhadap ISIS, menstabilkan Irak dan Afghanistan, dan karena ketentuan Undang-Undang Kontrol Anggaran sejak tahun 2012, kita tidak dapat membeli peralatan modern yang diperlukan untuk mengimbangi kemampuan militer Rusia dan China.”
Dalam pidato-pidatonya setelah terpilih presiden terpilih Donald Trump menjanjikan pembangunan militer. Ia mengatakan, “Kita memiliki orang-orang terbaik di dunia dalam angkatan bersenjata Amerika, dan kita pada akhirnya akan mengurus para veteran perang dengan baik.”
Selanjutnya, menurut Ochmanek, Amerika perlu membelanjakan uangnya untuk membeli persenjataan seperti misil jelajah dan misil udara-ke-udara, karena menurutnya jenis-jenis senjata itulah yang dapat memberikan keunggulan lebih besar dalam menangkal andaman. [ds]