Tantangan Kemanusiaan bagi Pengungsi di Eropa

Tantangan kemanusiaan bagi pengungsi di Eropa.

Sampai bulan November, sekitar 800.000 pengungsi dan migran dari Timur Tengah dan Afrika telah menyeberangi Laut Tengah untuk mencapai tempat yang aman di Eropa. Uni Eropa memperkirakan, sekitar tiga juta orang mungkin akan tiba menjelang akhir 2016.

Membanjirnya migran masuk ke Eropa menunjukkan pentingnya dialog dan kata sepakat untuk lebih melindungi perbatasan Uni Eropa dan meringankan tekanan pada negara-negara yang terkena dampak pengungsi.

Tapi seperti dikatakan Edward Joseph dari Institute For Current World Affairs, itu adalah masalah yang sulit untuk ditangani dan juga peka dilihat dari segi politis.

“Kita harus punya perspektif yang luas dan berimbang dalam masalah yang penting dan sangat mendesak ini,” ujarnya.

Luca Dall’Oglio dari Organisasi Migrasi Internasional, mengatakan, penting untuk menolong migran pindah dari negara-negara semenanjung Balkan, tempat mereka masuk pertama kali, ke negara manapun di Eropa Barat.

“Apa yang bisa dilakukan untuk menolong para pengungsi yang tiba di negara-negara suaka pertama, di mana mereka tidak punya kesempatan mendapat pendidikan, mata-pencarian dan kehidupan yang baik?” katanya.

Krisis pengungsi memicu ketegangan di antara negara-negara yang dilewati migran. Slovenia telah mulai membangun pagar kawat berduri di sepanjang perbatasan dengan Kroasia.

Duta Besar Kroasia untuk Amerika, Josip Paro mengatakan,Uni Eropa perlu membantu meringankan ketegangan itu.

"Ada kesadaran yang tinggi di Brussels dan di negara-negara Eropa tentang rapuhnya perekonomian di negara-negara Balkan Barat. Saya benar-benar yakin, Brussels tidak akan membiarkan krisis pengungsi berubah menjadi krisis ekonomi yang serius di Balkan," ujarnya.

Sementara itu, ada berita baik dari Jenewa. Negara-negara donor menjanjikan sumbangan awal sebesar 690 juta dolar untuk operasi bantuan pengungsi PBB pada tahun 2016, sumbangan yang paling tinggi selama ini. Tetapi bagi Yunani, Makedonia, Serbia, Kroasia dan Slovenia, menangani gelombang besar pengungsi yang masuk masih merupakan tantangan politik dan keamanan yang besar. [ps/ii]