Target Terbaru Elon Musk: Antarmuka Otak dengan Komputer

Presdir Tesla dan SpaceX, Elon Musk, tiba untuk sebuah rapat dengan Presiden Donald Trump dan pemuka dunia bisnis di Ruan Makan Kenegaraan di Gedung Putih, 3 Februari 2017 (foto: AP Photo/Evan Vucci)

Neuralink, sebuah perusahaan terbaru milik Elon Musk, berencana untuk mengembangkan implantasi otak yang dapat mengobati kelainan pada syaraf – dan suatu hari dapat cukup kuat untuk menempatkan manusia dalam posisi yang setara dengan komputer superpintar di masa yang akan datang.

Milyarder teknologi, Elon Musk, mengumumkan usahanya yang terbaru yang disebut Neuralink dengan fokus menghubungkan otak dan komputer.

Perusahaan tersebut berencana untuk mengembangkan implantasi otak yang dapat mengobati kelainan pada syaraf – dan suatu hari dapat cukup kuat untuk menempatkan manusia dalam posisi yang setara dengan komputer superpintar di masa yang akan datang, menurut laporan Wall Street Journal yang mengutip sumber yang tidak disebutkan.

Musk, pendiri perusahaan mobil listrik Tesla Motors dan perusahaan eksplorasi angkasa luar swasta SpaceX, telah menjadi seorang pesimis blak-blakan tentang ancaman dari kecerdasan artifisial terhadap umat manusia suatu hari.

Perkembangan kemampuan kognitif kecerdasan artifisial yang terus menerus, sebagaimana yang ia dan kritikus yang sejalan dengannya nyatakan, dapat mengarah kepada mesin yang memiliki keunggulan dalam berpikir dan bermanuver dari manusia dimana keduanya mungkin hanya sedikit memiliki kesamaan.

Dalam tweet nya hari Selasa, Musk hanya memberi sedikit rincian selain nama Neuralink dan memberi catatan singkat tentang “risiko eksistensial” dari kegagalan untuk mencapai hasil karya antarmuka dengan otak secara langsung.

Menstimulasi otak

Namun demikian beberapa ilmuwan yang mempelajari kemampuan otak dan mereka yang memprediksi kondisi di masa depan, mewanti-wanti terhadap klaim yang terlalu melebar tentang antarmuka dengan syaraf.

Mengaitkan otak langsung ke jaringan elektronik sendiri bukanlah hal yang baru. Banyak dokter yang telah mengimplantasi elektroda ke otak dengan tujuan untuk melakukan stimulasi terhadap kondisi-kondisi tertentu seperti penyakit Parkinson, epilepsi, dan nyeri kronis. Dalam berbagai eksperimen, sensor yang diimplantasi telah memungkinkan mereka yang mengalami kelumpuhan untuk menggunakan sinyal otak untuk mengoperasikan komputer dan menggerakkan lengan-lengan robot. Tahun lalu, beberapa peneliti melaporkan seorang pria mendapatkan kembali kemampuan menggerakakan tangannya lewat implantasi di otak.

Gagasan yang dilontarkan oleh Musk melebih hal ini. Meskipun belum ada hal yang dikembangkan, perusahaan tersebut ingin membuat sesuatu berdasarkan perawatan medis yang sudah ada selain juga pembedahan yang berlangsung satu hari yang dapat meningkatkan fungsi kognitif, menurut artikel di Wall Street Journal. [ww]