Belarus Selasa (28/3) mengatakan tekanan politik dan ekonomi dari AS, Inggris, NATO dan Uni Eropa mendorong keputusannya untuk menerima senjata nuklir Rusia di wilayahnya.
“Mengingat keadaan ini, dan kekhawatiran serta risiko yang sah dalam bidang keamanan nasional yang muncul, Belarus terpaksa menanggapi dengan memperkuat kemampuan keamanan dan pertahanannya sendiri,” kata kementerian luar negeri Belarus dalam sebuah pernyataan.
Belarus lebih jauh mengatakan, rencana Rusia untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus tidak akan bertentangan dengan perjanjian nonproliferasi internasional, dan bahwa pemerintah Belarus tidak akan mengendalikan senjata tersebut.
Putin hari Sabtu mengumumkan penempatan senjata nuklir taktis, seraya mengatakan hal ini diperlukan karena meningkatnya dukungan militer Barat terhadap pasukan Ukraina, termasuk keputusan Inggris pekan lalu untuk mengirim amunisi berlapis uranium untuk Ukraina.
Konferensi AS
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dijadwalkan berpidato pada pertemuan virtual hari Selasa yang diselenggarakan AS, untuk membahas apa yang ia anggap sebagai jalan menuju perdamaian abadi.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan menjadi tuan rumah sesi itu. Partisipan, yang juga mencakup para menteri luar negeri dari negara lainnya, akan memberikan pandangan mereka mengenai apa yang diperlukan untuk mengakhiri perang yang dimulai Rusia lebih dari setahun silam.
Acara hari Selasa ini mengarah ke KTT untuk Demokrasi di mana Ukraina juga akan berpartisipasi. “Sikap kami dalam mendukung kebebasan akan kuat seperti biasa,” kata Zelenskyy dalam pidato hariannya, Senin malam.
Mahkamah internasional
Beth Van Schaak, duta besar keliling AS untuk peradilan pidana global, mengumumkan dalam pidato Senin malam bahwa AS mendukung “pembentukan mahkamah khusus untuk menuntut kejahatan terkait agresi terhadap Ukraina.”
Van Schaak mengatakan dalam Konferensi Prinsip Nuremberg di Washington bahwa model paling efektif untuk mencapai akuntabilitas akan mencakup “pembentukan mahkamah internasional yang berakar dalam sistem peradilan Ukraina tetapi yang mencakup sejumlah elemen internasional.”
Menanggapi pertanyaan VOA, Van Schaak mengatakan, para pejabat Ukraina sedang mempelajari model hibrida tersebut dan sebuah lembaga internasional yang lebih mandiri yang akan memerlukan dukungan Majelis Umum PBB. Van Schaak mengatakan mungkin tidak akan cukup banyak suara yang mendukung di Majelis Umum bagi institusi baru yang mungkin memerlukan dana atau dukungan PBB.
PLTN Zaporizhzhia
Sementara itu Zelenskyy mengatakan dalam pidatonya hari Senin bahwa Rusia telah menggunakan PLTN Zaporizhzhia, PLTN terbesar di Eropa, “untuk pemerasan radiasi.” Pasukan Rusia telah menguasai lokasi itu sejak tahun lalu, sementara para awak Ukraina mengoperasikan PLTN tersebut.
“Menyandera sebuah PLTN selama lebih dari setahun merupakan hal terburuk yang bisa terjadi dalam sejarah Eropa dan sektor energi nuklir global secara umum,” kata Zelenskyy. “Semakin lama pendudukan Rusia terhadap PLTN itu berlangsung, semakin besar ancaman terhadap keamanan Ukraina, seluruh Eropa dan dunia.”
Zelenskyy sebelumnya bertemu dengan Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional, di kota Zaporizhzhia.
“Situasi di PLTN itu tentu saja tidak semakin baik,” kata Grossi kepada Zelenskyy. “Wajar saja, karena aktivitas militer meningkat.”
Sebelumnya bulan ini, pertempuran memutuskan aliran listrik ke PLTN itu selama setengah hari, memaksa staf untuk mengaktifkan generator cadangan. Grossi telah menyatakan kekhawatiran mengenai hal itu. Putusnya aliran listrik secara terus menerus di PLTN itu menimbulkan risiko bencana nuklir dengan dampak terhadap seluruh benua. [uh/ab]