Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Selasa (26/3) berjanji untuk terus melanjutkan serangan Israel dan mengecam resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian pertempuran, dengan mengatakan resolusi tersebut telah menguatkan Hamas untuk menolak proposal terpisah mengenai gencatan senjata dan pelepasan sandera.
Ketika perang di Gaza memasuki bulan keenam, masing-masing pihak secara terbuka menegaskan bahwa gagasan kemenangan mereka sudah tercapai dan menolak upaya internasional untuk menghentikan pertumpahan darah.
Netanyahu mengatakan Israel dapat mencapai tujuannya untuk memberantas Hamas dan mengembalikan sejumlah sandera jika Israel memperluas serangan daratnya ke kota Rafah di selatan, di mana lebih dari separuh penduduk Gaza mencari perlindungan, banyak di antaranya berada di tenda-tenda yang penuh sesak.
Hamas mengatakan pihaknya akan menahan para sandera sampai Israel menyetujui gencatan senjata yang lebih permanen, menarik pasukannya dari Gaza dan membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk petinggi militan. Pada Senin malam (25/3), mereka menyatakan bahwa mereka telah menolak proposal baru-baru ini yang tidak memenuhi tuntutan tersebut yang, jika dipenuhi, akan memungkinkan mereka untuk mengklaim kemenangan yang sangat mahal.
Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengumuman tersebut “membuktikan dengan jelas bahwa Hamas tidak tertarik untuk melanjutkan perundingan menuju kesepakatan dan menjadi testimoni dampak buruk dari keputusan Dewan Keamanan.”
“Israel tidak akan menyerah pada tuntutan tidak masuk akal Hamas dan akan terus bertindak untuk mencapai semua tujuan perang: membebaskan semua sandera, menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, serta memastikan bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel.”
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 32.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara warga sipil dan mereka yang berperang dalam perhitungannya namun mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak merupakan dua pertiga dari mereka yang tewas. Pertempuran tersebut telah menyebabkan sebagian besar Jalur Gaza hancur, membuat sebagian besar penduduknya mengungsi dan menyebabkan sepertiga dari 2,3 juta penduduknya berada di ambang kelaparan.
Serangan Israel pada Senin malam (25/3) terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Rafah, tempat tiga keluarga pengungsi berlindung, menewaskan sedikitnya 16 orang, termasuk sembilan anak-anak dan empat perempuan, menurut catatan rumah sakit dan kerabat korban yang meninggal. Seorang reporter Associated Press melihat mayat-mayat itu tiba di rumah sakit. [ab/lt]