Teknologi nano adalah cara mengontrol atom dan molekul, yang merupakan bagian terkecil dari benda. Para peneliti telah mengembangkan teknologi nano selama 40 tahun, dan temuan-temuan baru memungkinkan para insinyur menciptakan produk-produk yang lebih baik.
Pembuat chip Intel membuat chip mikroprosesor yang terdiri dari milyaran transistor kecil. Teknologi nano memungkinkan para insinyur membuat produk kecil ini lebih kecil lagi dan peralatan digital menjadi lebih cerdas, cepat dan efisien.
Di bidang tenaga surya, kemajuan teknologi nano membuat proses produksi listrik dari tenaga surya lebih efisien dan menghemat biaya. Juga ada kemajuan dalam bidang kedokteran.
“Kami memasuki era baru dalam kemampuan memahami apa yang kami lakukan terhadap bahan-bahan nano ini supaya bisa menciptakan aplikasi yang beragam,” ujar Jason Zara, pakar biomedis.
Ia mengatakan bahwa kemampuan untuk membuat dan memanipulasi partikel-partikel kecil mengubah perawatan kanker.
“Dengan teknologi nano, kami bisa mengarahkan kemoterapi yang ditujukan pada sel-sel tertentu dan mengirim agen sitotoksik, untuk menghancurkan semua sel kanker yang ada pada tumor,” kata Zara.
Pada masa depan dokter berharap bisa merancang perawatan berdasarkan keunikan profil genetika pasien.
Salah seorang pakar terkemuka teknologi nano di dunia adalah Mihail Rocco dari Badan Ilmiah Nasional. Ia berharap akan melihat aplikasi massal teknologi nano dalam waktu dekat.
Ia mengatakan, “Sekarang kita masih berada dalam tahap pengembangan, penemuan, inovasi, dan permulaan aplikasi yang intensif. Kita juga sedang memasuki fase produk-produk revolusioner yang sebelumnya tidak mungkin ada.”
Pada bulan Juli 2011, tim dokter Swedia berhasil mencangkokkan sebuah batang tenggorokan buatan ke pasien kanker dengan menggunakan bahan-bahan komposit nano. Menurut harian Wall Street Journal, industri yang terus berkembang ini akan menciptakan dua juta lapangan pekerjaan baru menjelang tahun 2015.