Perusahaan telekomunikasi Norwegia Telenor berencana untuk menjual 51% sahamnya di perusahaan teknologi keuangan Myanmar Wave Money kepada mitra utamanya dalam usaha tersebut, Yoma Strategic Holdings.
Telenor mengonfirmasi transaksi $53 juta itu, yang dilaporkan sebelumnya, dalam sebuah pernyataan yang terlihat Selasa (18/1) di situsnya.
Yoma didirikan oleh taipan Myanmar Serge Pun. Pembelian tersebut memberinya 75% saham di perusahaan yang secara resmi dikenal sebagai Digital Money Myanmar Limited. Sisanya dipegang oleh investor swasta.
Wave Money menyediakan layanan transfer uang dan pembayaran digital. Perusahaan ini telah memainkan peran penting dalam urusan keuangan Myanmar, terutama setelah layanan perbankan biasa terganggu karena perebutan kekuasaan oleh militer pada 1 Februari 2021.
BACA JUGA: Warga Myanmar Harus Berjuang untuk Dapatkan Akses InternetTelenor telah berusaha untuk menarik diri dari Myanmar sejak itu, tetapi sejauh ini belum menyelesaikan rencana penjualan jaringan telepon selulernya, yang diumumkan pada Juli lalu, kepada M1 Group, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Lebanon.
Telenor ingin meninggalkan bisnisnya di Myanmar setelah pengambilalihan militer memicu kemarahan publik dan pihak berwenang memberlakukan pembatasan pada akses seluler dan internet.
Menurut Telenor, pada 2020, Wave Money memproses transaksi pembayaran bernilai total $8,7 miliar, setara dengan sekitar 12% dari PDB Myanmar. Wave Money memiliki sekitar 45.000 cabang di berbagai penjuru negara itu.
Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, lebih dari 1.400 warga sipil tewas akibat tindakan pasukan keamanan dalam meredam demonstrasi tanpa kekerasan yang memprotes pengambilalihan kekuasaan oleh militer Myanmar.
Protes damai terus berlanjut, tetapi perlawanan bersenjata terhadap tindakan keras militer mulai bangkit. Sejumlah pakar PBB memperingatkan bahwa negara itu bisa tergelincir ke dalam perang saudara. [ab/uh]