Tentara gabungan Uni Afrika, Kenya, dan Somalia berhasil mengusir kelompok militan Somalia al-Shabab dari kubu pertahanan terakhir meraka di kota Kismayo.
Al-Shabab meninggalkan Kismayo menyusul serangan gabungan oleh tentara Kenya, Uni Afrika, dan Somalia. Mereka mengumumkan mundur dari kawasan itu hari Minggu, tetapi bertekad balas menyerang.
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Urusan Afrika, Johnnie Carson, yakin pertempuran akan berlanjut dalam usaha pasukan Uni Afrika, AMISOM, memburu al-Shabab.
“Mereka belum sepenuhnya kalah. Kami memperkirakan mereka akan terus menggelar berbagai operasi melawan AMISOM dan pemerintah, tetapi kekuatan mereka sudah sangat berkurang,” paparnya.
Al-Shabab berupaya memberlakukan hukum sharia di Somalia. Mereka pernah menguasai sebagian wilayah di selatan dan tengah, termasuk ibukota Mogadishu, tetapi sudah kehilangan sebagian besar kekuasaannya dalam 18 bulan ini.
Dalam wawancara dengan VOA, Carson mengatakan kesuksesan AMISOM bersama pasukan Ethiopia, Kenya dan Somalia memberikan dorongan kuat bagi pemerintah baru Somalia.
“Semua ini tidak hanya menjadi kesuksesan militer tapi juga menyumbang bagi kemajuan politik dan stabilitas, serta kembalinya stabilitas yang hilang di Somalia,” paparnya lagi.
Para pemimpin Somalia bulan ini memilih presiden baru. Carson mengatakan komunitas internasional harus membantu pemerintahan Presiden Hassan Sheikh Mohamud memulihkan berbagai layanan publik, seperti sekolah dan klinik kesehatan, sambil melatih militer Somalia yang kuat dan bertanggung jawab terhadap otoritas sipil yang terpilih secara konstitusional.
Pasukan Kenya memasuki Somalia tahun lalu menyusul serangkaian aksi penculikan lintas perbatasan, yang pemerintah Kenya sebut dilakukan al-Shabab. Lepasnya kendali atas kota bandar Kismayo tidak hanya membuat kelompok terkait al-Qaida itu kehilanganrute utama senjata, tapi juga penghasilan signifikan dari pajak.
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Urusan Afrika, Johnnie Carson, yakin pertempuran akan berlanjut dalam usaha pasukan Uni Afrika, AMISOM, memburu al-Shabab.
“Mereka belum sepenuhnya kalah. Kami memperkirakan mereka akan terus menggelar berbagai operasi melawan AMISOM dan pemerintah, tetapi kekuatan mereka sudah sangat berkurang,” paparnya.
Al-Shabab berupaya memberlakukan hukum sharia di Somalia. Mereka pernah menguasai sebagian wilayah di selatan dan tengah, termasuk ibukota Mogadishu, tetapi sudah kehilangan sebagian besar kekuasaannya dalam 18 bulan ini.
Dalam wawancara dengan VOA, Carson mengatakan kesuksesan AMISOM bersama pasukan Ethiopia, Kenya dan Somalia memberikan dorongan kuat bagi pemerintah baru Somalia.
“Semua ini tidak hanya menjadi kesuksesan militer tapi juga menyumbang bagi kemajuan politik dan stabilitas, serta kembalinya stabilitas yang hilang di Somalia,” paparnya lagi.
Para pemimpin Somalia bulan ini memilih presiden baru. Carson mengatakan komunitas internasional harus membantu pemerintahan Presiden Hassan Sheikh Mohamud memulihkan berbagai layanan publik, seperti sekolah dan klinik kesehatan, sambil melatih militer Somalia yang kuat dan bertanggung jawab terhadap otoritas sipil yang terpilih secara konstitusional.
Pasukan Kenya memasuki Somalia tahun lalu menyusul serangkaian aksi penculikan lintas perbatasan, yang pemerintah Kenya sebut dilakukan al-Shabab. Lepasnya kendali atas kota bandar Kismayo tidak hanya membuat kelompok terkait al-Qaida itu kehilanganrute utama senjata, tapi juga penghasilan signifikan dari pajak.