Dua tentara Uni Afrika tewas dan seorang tentara lainnya terluka akibat serangan mortir al-Shabab terhadap markas mereka yang berada di dalam perimeter bandara internasional Mogadishu pada hari Minggu (3/11) .
Sebuah pernyataan dari kepala Misi Transisi Uni Afrika di Somalia (ATMIS) dan Perwakilan Khusus Ketua Komisi Uni Afrika (SRCC) Mohamed El-Amine Souef mengutuk serangan terhadap fasilitas yang dikenal sebagai Pangkalan Halane.
Roket 107 mm diyakini digunakan dalam serangan tersebut. Sedikitnya empat mortir dilaporkan ditembakkan selama serangan itu.
“Serangan keji itu tidak akan menghalangi kami dan pasukan keamanan Somalia dalam mengupayakan perdamaian yang abadi di Somalia,” kata Souef dalam pernyataan yang diunggah di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
“Kami menegaskan kembali komitmen teguh kami untuk memerangi terorisme dan membangun Somalia yang damai dan makmur.”
BACA JUGA: PBB Setujui Transisi Misi Bantuan PBB di SomaliaPernyataan itu tidak merinci negara asal dari tentara yang tewas. Namun, seorang pejabat Uni Afrika mengatakan kepada VOA bahwa kedua tentara yang tewas dan seorang lainnya yang terluka adalah warga negara Uganda.
“ATMIS menyampaikan simpati dan belasungkawa terdalam kepada keluarga, rekan-rekan dan kerabat mereka yang kehilangan nyawa dan mengharapkan kepulihan segera bagi yang terluka dalam serangan itu,” kata Souef.
Tim pemimpin senior Uni Afrika kemudian mengunjungi lokasi ledakan.
Kelompok militan al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di salah satu situs webnya, kelompok itu mengklaim mortir-mortir itu menewaskan “para tentara kulit putih dan hitam.”
Meskipun diusir keluar dari Mogadishu pada 2011, kelompok itu dari waktu ke waktu berhasil melancarkan serangan mortir yang menghantam bandara Mogadishu, yang merupakan pangkalan bagi Uni Afrika maupun sejumlah kedutaan besar negara asing.
Mortir-mortir al-Shabab juga menargetkan daerah-daerah permukiman di Mogadishu dan telah merenggut nyawa warga sipil. [uh/ns]