Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah berjanji akan meninggalkan negaranya menuju Amerika, beberapa jam setelah pasukan keamanan yang setia kepadanya menembak mati 9 demonstran oposisi yang ikut gerak jalan besar-besaran ke kompleks kepresidenan.
Dalam jumpa pers Sabtu, Saleh menyatakan akan berkunjung ke Amerika dalam hari-hari mendatang untuk 'membebaskan diri' dari perhatian media dan memungkinkan pemerintahan persatuan negara itu menyiapkan pemilu Februari untuk menggantikannya.
Dia juga berjanji akan kembali ke Yaman untuk berusaha menjadi sebagai tokoh oposisi. Saleh tidak memberikan tanggal bagi rencana kunjungannya ke Amerika.
Sebelumnya, tentara Yaman melepaskan tembakan terhadap puluhan ribu peserta aktivis gerak jalan anti pemerintah yang mencapai Sana’a setelah perjalanan 4 hari dari kota Taiz, 270 kilometer ke Selatan.
Tentara dan polisi juga menembakkan gas air mata dan menggunakan semprotan air untuk menghentikan peserta gerak jalan di bagian selatan ibukota. Petugas medis mengatakan lebih dari 200 orang luka-luka, banyak karena tembakan.
Saleh telah menanggapi protes dengan menyepakati untuk mundur dari kepresidenannya selama 33 tahun setelah pemilu Februari – persetujuan yang didukung oleh negara-negara Teluk Persia dan partai-partai yang berkuasa dan oposisi Yaman. Persetujuan itu menyerukan kepada semua pihak agar mendukung deputinya sebagai satu-satunya calon dalam pemilu. Saleh juga akan diberi imunitas dari gugatan hukum.
Banyak aktivis dalam gerak jalan Sabtu meneriakkan slogan “Tidak ada imunitas bagi Saleh."