Terbunuhnya Anggota Parlemen Inggris Bayangi Referendum Brexit

PM Inggris David Cameron (kedua dari kanan) pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn (kiri) memberikan penghormatan di mana Jo Cox dibunuh di Leeds hari Kamis 16/6.

Pihak berwenang Inggris belum mengatakan apakah ada motif politik di balik pembunuhan anggota parlemen Jo Cox, yang selama ini giat berkampanye menentang "Brexit".

Para politisi Inggris dari kedua partai hari Jumat (17/6) memberikan penghormatan kepada Jo Cox, seorang anggota muda parlemen, yang hari Kamis dibunuh setelah menemui para konstituen.

Cox dikenal karena pandangan pro-imigran yang kokoh, kegigihan membantu para pengungsi, dan kampanye untuk mempertahankan agar Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa.

Perdana Menteri David Cameron, dari Partai Konservatif, bersama dengan pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn hari Jumat meletakkan karangan bunga di distrik tempat asal Cox, Yorkshire.

Cameron mengatakan, Inggris sangat terkejut atas pembunuhan itu, dan memuji nilai-nilai pengabdian, kemasyarakatan, dan toleransi mendiang. Ia menambahkan bahwa parlemen Inggris telah kehilangan salah satu tokoh yang paling cerdas dan bersemangat.

Corbyn menyebut pembunuhan Cox sebagai tindak kebencian, dan serangan terhadap demokrasi.

Di luar gedung parlemen di London, para anggota dari kedua partai bersama para pelayat hari Jumat, meletakkan bunga dan catatan di sebuah kuil sementara, yang dibuat di lapangan rumput di Lapangan Parlemen.

Beberapa pelayat mengatakan, belum pernah mendengar nama Cox, seorang politisi yang baru menanjak namanya dari Partai Buruh, sebelum ia ditembak dan ditikam hingga tewas. Mereka datang karena mendengar pujian yang menyatakan bahwa Cox adalah seseorang yang penuh welas asih, beriktikad baik, dan peduli.

Pihak berwenang Inggris belum mengatakan apakah ada motivasi politik di balik pembunuhan Cox, yang giat berkampanye menentang Brexit. [ps/ds]