Terdesak Kafe, Pelukis Jalanan di Paris Ancam Pindah

Para pelukis jalanan sedang membuat sketsa potret di “Place du Tertre”, alun-alun di kawasan Butte Montmartre di Paris, Perancis, 2 Agustus 2018.

Selama berpuluh tahun, para seniman Montmartre sudah memukau para pengunjung dengan keahlian melukis potret-potret dengan cepat, lukisan pemandangan Kota Paris dan karikatur.

Tapi sekarang para seniman jalanan tersebut mengancam akan mengemasi alat-alat lukisnya dan pindah ke lokasi lain di Ibu Kota Perancis itu. Mereka menuduh para pebisnis restoran mengambil lahan tempat mereka melukis.

“Susah sekali untuk melukis sekarang. Hampir tidak mungkin,” kata Midani M’Barki, pelukis berusia 70 tahun. “Sekarang kami bekerja di saluran air. Apakah hal yang normal untuk menempatkan para seniman di saluran air.”

Pelukis jalanan, termasuk artis Perancis-Belanda Kees van Dongen dan pelukis Spanyol Pablo Picasso, telah menjadi pusat kawasan tersebut sejak akhir abad ke-19.

Sekitar 300 seniman terbagi ke dalam 140 petak berukuran 1 meter persegi di Place du Tertre, di atas Kota Paris, di bawah bayangan Sacre Coeur.

Beberapa tahun terakhir, mereka merasa terdesak oleh kafe-kafe yang bermunculan mengambil lahan dan turis-turis yang berdatangan ke alun-alun pada bulan-bulan musim panas.

“Kuda-kuda kanvas saja cukup hanya satu meter persegi,” keluh Kinga Zakzfeska, seorang pelukis berusia 45 tahun. “Dengan semua peralatan kami, seperti kursi dan cat, 1 meter tidak cukup.”

Para seniman tersebut bulan lalu membuang kuas-kuas lukis mereka dan melakukan unjuk rasa di depan balai kota setempat, memprotes tata tempat yang baru. Dalam tata tempat baru, menurut mereka, 80 persen lahan jadi dikuasai oleh restoran-restoran.

M’Barki yang sudah melukis di alun-alun tersebut selama 50 tahun mengatakan, para seniman mempertimbangkan untuk pindah ke tempat lain.

“Bila ini terus berlanjut, kami akan pindah ke alun-alun lain di kaki bukit,” katanya. [ft]